BANTENRAYA.COM – Artikel ini akan menyuguhkan teks khutbah Jumat pekan terakhir di bulan Syawal.
Teks khutbah Jumat yang akan disuguhkan bisa disimak selengkapnya di artikel ini.
Bagi para penceramah yang bertugas nanti di hari Jumat, teks khutbah Jumat di artikel ini bisa sebagai panduan praktis.
Sebagaimana diketahui, besok, Jumat 27 Mei 2022 merupakan Jumat terakhir di bulan Syawal.
Pada hari tersebur diwajibkan bagi kaum laki-laki umat Islam untuk mengerjakan shalat Jumat dan menunaikan amalan-amalan sunah lainnya.
Adapun amalan-amalan sunah lainnya yang dianjurkan oleh Rasulullah seperti, memotong kuku, memakai wangi-wangian, datang lebih awal sebelum shalat Jumat, membaca surat Al Kahfi dan sebagainya.
Sedangkan mendengarkan khutbah Jumat termasuk sunah yang dianjurkan juga.
Adapun tema khutbah Jumat pada pekan terakhir bulan Syawal yaitu Kendalikan Amarahmu.
Terkait teks khutbah Jumat ini bantenraya.com kutip dari NU Online.
Baca Juga: Barbie Kumalasari Jatuh Hati Pada Doddy Sudrajat, Netizen Girang hingga Didoakan Berjodoh
KHUTBAH 1
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدىْ وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى خَاتَمِ اْلاَنْبِيَآءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ مُحَمَّدٍ وَّعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,
Di awal khutbah, mari kita tingkatkan ketakwaan terhadap Allah dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan berupaya secara optimal menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,
Di antara wujud ketakwaan terhadap Allah adalah belajar mengendalikan kemarahan.
Baca Juga: Barbie Kumalasari Jatuh Hati Pada Doddy Sudrajat, Netizen Girang hingga Didoakan Berjodoh
Dalam hal ini, dahulu ada seorang sahabat—ada yang mengatakan sahabat ini adalah Abdullah bin Umar, Abu Darda’, dan Sufyan bin Abdullah as-Tsaqafi—yang serius meminta nasihat kepada Nabi Muhammad saw.
Lalu secara simpel dijawab oleh beliau agar ia tidak marah. Berulang kali ia meminta nasihat, Nabi saw masih saja menasihatinya agar tidak marah menuruti hawa nafsu.
Dalam hadits shahih diriwayatkan:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُولَ اللّٰهِ، أَوْصِنِيْ. فَقَالَ: لَا تَغْضَبْ. فَرَدَّدَ مِرَارًا. قَالَ: لَا تَغْضَبْ. أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh ada seorang laki-laki berkata kepada Rasullullah saw: ‘Rasulullah saw, berwasiatlah kepadaku.’ Lalu beliau menjawab: ‘Jangan marah.’ Laki-laki itu kemudian mengulang-ulang permintaan nasihat kepadanya. Rasulullah pun tetap menjawab: ‘Jangan marah’,” (HR al-Bukhari).
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,
Kadang kita sebenarnya sudah berusaha menahan diri untuk mengendalikan kemarahan, namun ada saja orang yang memancing-mancing emosi kita.
Lalu bagaimana kita menghadapinya?
Sayyidina Mu’awiyah yang terkenal sebagai ahlamul ‘arab atau orang Arab yang paling bijak dan mampu mengendalikan kemarahan dapat dijadikan teladan.
Ia mempunyai prinsip tidak akan marah, baik terhadap orang yang mampu dibalasnya maupun terhadap orang yang tidak mampu dibalasnya.
Baca Juga: TikToker Aulia Salsa Marpaung Pamer Bagian Tubuh, Ali Habsyi: Welcome To Jahanam Premium
Suatu ketika ada orang yang mengklaim dapat membuatnya marah.
Berangkatlah orang itu ke tempat Sayyidina Mu’awiyah dan dengan penuh ketidaksopanan ia berkata:
“Nikahkanlah ibumu denganku, sebab dubur atau pantatnya besar.” “Nah karena itulah ayahku mencintainya,” jawab sayyidina Mu’awiyah secara cerdik tanpa kemarahan.
Tidak hanya mampu menggendalikan kemarahan dalam situasi sulit seperti itu, bahkan Sayyidina Mu’awiyah ra memberi uang 1.000 dinar kepada yang telah memancing kemarahannya tersebut agar digunakannya untuk menikahi perempuan lain. (Muhammad bin Abdillah al-Jurdani ad-Dimyathi, al-Jawâhir al-Lu’lu’iyyah fî Syarhil Arba’înan Nawawiyyah, [Mansurah, Maktabah al-Îman], halaman 147).
Demikianlah akhlak menjaga kemarahan dari Sayyidina Mu’awiyah yang dapat kita teladani.
Meskipun dipancing-pancing untuk marah, semestinya kita tetap berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menuruti nafsu amarah yang menyala-nyala di hati kita, seiring pesan Nabi saw yang diulang-ulang kepada umatnya: “Jangan marah.”
Baca Juga: Profil Aulia Salsa Marpaung, TikToker yang Buat Heboh Jagat Media Sosial
Hadirin jamaah Jumah rahimakumullah,
Semoga teladan dalam khutbah ini dapat menjadi pedoman bagi kita untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya, utamanya berkaitan upaya untuk belajar mengendalikan kemarahan dalam situasi sesulit apapun.
Amin ya rabbal ‘alamin.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ. وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ بِاْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
KHUTBAH 2
اَلحمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وكَفَرَ، وأَشْهَدُ أَنَّ سَيّدَنا مُحمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ. اللّٰهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنَا محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَا اتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ
أَمَّا بَعْدُ: فيَآ أَيُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَاَلى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ، وحافَظُوا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والْجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ، فَقالَ تَعَالَى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمً. اَللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى سيِّدِنا محمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا محمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنا إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ، أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ و عُثْمانَ وَعَلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وَعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ، وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اَللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَةً، ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اَللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسْلِمِيْنَ، وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ، ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنَا وَأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ والْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ، بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا والزَّلَازِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْها وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً، وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَعَزَّ وَأَجَلَّ وَأَكْبَرُ
Baca Juga: Anak Indigo Sebut Wajah Asli Badarawuhi dalam Cerita KKN Di Desa Penari Mirip Aulia Sarah: KAGET!
Sekian tentang tekh khutbah Jumat pada pekan terakhir bulan Syawal.*