BANTENRAYA.COM- Rasulullah SAW adalah manusia yang paling mulia, tak ada sedikitpun cacat dalam pribadinya.
Setiap perkataan, perbuatan dan ketetapannya menjadi sunnah sebagai contoh dalam kehidupan umat manusia.
Allah SWT memuji Rasulullah SAW dalam salah satu ayat dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya telah ada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.(QS. Al-Ahzab:21).
Baca Juga: Inilah Contoh Teks Pidato Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2022
Salah satu keistimewaan Rasulullah adalah kecintaan Rasulullah kepada umatnya. Rasulullah sengaja menahan doa mustajabnya di dunia untuk akhirat kelak sebagai syafaat untuk umatnya, sampai-sampai di akhir menjelang wafat beliupun yang ada di dalam pikirannya adalah umatnya.
Rasulullah SAW pernah memberikan suatu nasihat kepada salah seorang sahabatnya untuk mengamalkan nasihat ini dan mengajarkannya kepada orang lain agar selamat hidup di dunia dan di akhirat, dilansir BANTENRAYA.COM dari kanal NS BOR CHANNEL tanggal 21 Mei 2022.
Nasihat Rasulullah tersebut, pada dasarnyapun diperuntukan kepada umat-umat sesudahnya yang dapat mengamalkannya.
Lalu apakah nasihat Rasulullah SAW itu dan siapakah sahabat yang diberikan nasihat itu. Seorang sahabat nabi yang diberikan nasihat itu adalah Abu Hurairah Radhiallahu Anhu. Kala itu, beberapa sahabat ditanya,
“Siapakah yang ingin mengambil nasihat dariku dan mengerjakanya,” maka Abu Hurairah Radhiallahu Anhu menjawab “Aku wahai Rasulullah”. Hal ini disebut dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani Rahimahullah, dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu dia berkata, “Rasulullah SAW bersabsa “Siapa yang mau mengambil kalimat-kalimat itu dari ku lalu mengamalkannya atau mengerjakannyan pada orang yang mengamalkannya” Abu Hurairah menjawab “Saya wahai Rasulullah”
Rasulullah lalu meraih tanganku lalu menyebut 5 hal:
Jagalah dirimu dari keharaman-keharaman niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah kepada Allah, ridhalah dengan apa yang Allah tentukan untukmubl niscaya kau menjadi orang kaya, berbuat baiklah terhadap tetanggamu niscaya kamu menjadi seorang mukmin, cintailah untuk saudaramu seperti kau cintai dirimu sendiri niscaya kau menjadi orang muslim, janganlah banyak tertawa karena banyak tertawa itu bisa mematikan hati”.(HR. Tirmidzi).
Baca Juga: Arab Saudi Larang Warga ke Indonesia, Jamaah Haji Indonesia Tetap Bisa Berangkat
Dari hadist tersebut ada 5 hal yang menjadi nasihat Rasulullah SAW kepada sahabat Abu Hurairah. Hal ini juga menjadi nasihat bagi kita umatnya agar dapat selamat hingga kelak di akhirat.
1. Jagalah dirimu dari keharaman-keharaman, niscaya kamu menjadi orang yang paling beribadah kepada Allah. Pesan pertama adalah meninggalkan yang diharamkan oleh Allah SWT. Ternyata untuk menjadi orang yang paling beribadah pada Allah adalah dengan cara meninggalkan keharaman.
2. Ridholah dengan apa yang Allah tentukan untukmu niscaya kamu menjadi orang kaya. Pesan selanjutnya adalah agar selalu ridho terhadap ketentuan Allah SWT. Kaya yang dimaksud dalam pesan Rasulullah ini bukan hanya kaya harta, karena hakikat kekayaan bukanlah harta, melainkan kaya hati. Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah kekayaan itu karena banyaknya harta, akan tetapi kekayaan itu adalah kaya hati”(HR.Ibnu Majah).
3. Berbuat baiklah kepada tetanggamu niscaya kamu menjadi seorang mukmin. Mukmin berarti orang yang beriman. Baiknya keimanan seseorang bisa dirasakan oleh orang-orang yang terdekat dengannya atau oleh lingkungannya. Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa, “Tidaklah dikatakan beriman bagi seseorang sebelum ia berkata baik, memulaikan tamu dan tetangganya”. Hal ini sebagaimana termaktub dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda “Tidak beriman seseorang sehingga ia mengatakan apa yang baik atau jika tidak bisa ia diam. Tidak beriman seseorang sehingga ia memuliakan tetangganya. Dan tidak beriman seseorang sehingga ia memuliakan tamunya”(HR.Bukhari dan Muslim).
4. Cintailah untuk saudaramu seperti kamu cinta dirimu sendiri, niscaya kamu menjadi seorang muslim. Muslim bermakna orang yang menyelamatkan, menjadi muslim artinya menjadi orang yang menyelamatkan orang lain dari kejahatan lisannya atau perbuatannya. Menjadi muslim adalah mencintai untuk orang lain sesui dengan ia cinta dirinya sendiri. Jika ia mengharapkan kesehatan untuk dirinya, maka harapkanlah pula kesehatan itu dirasakan oleh orang lain. Jika ia mengharapkan mendapatkan kebaikan untuk dirinya, maka harapkan pula kebaikan itu untuk orang lain.
Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Larang Warganya ke Indonesia, Apakah Haji Batal?
5. Jangan banyak tertawa karena banyak tertawa itu bisa mematikan hati. Islam mensyariatkan kaum muslimin untuk banyak tersenyum, karena tersenyum juga merupakan sedekah, dan Islam melarang banyak tertawa, karena segala sesuatu yang berlebihan atau melampaui batas akan membuat hati menjadi mati. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah Rashiallahu Anha bahwa dia berkata “Saya tidak pernah melihat Rasulullah SAW tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum”(HR. Bukhari dan Muslim).
 
			


















