BANTENRAYA.COM – Ketua Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra turut angkat suara terkait persoalaan Ustadz Abdul Somad dideportasi dari Singapura.
Menaggapi persoalaan Ustadz Abdul Somad dideportasi dari Singapura, Yusril Ihza Mahendra seharusnya pemerintah Singapura segera memberikan penjelasan permasalahan tersebut.
Mengingat, kata Yusril Ihza Mahendra, Ustadz Abdul Somad atau UAS merupakan seorang ulama yang sangat dihormati masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Link Nonton Drakor Green Mothers Club Episode 13 Sub Indo yang Aman Bukan LK21 dan IndoXX1
Namun, menurut Yusril kata deportasi untuk peristiwa Ustadz Abdul Somad cukup keliru, karena pendakwah asal Riau tersebut masih dalam area imigrasi Singapura.
“Istilah yang lebih tepat terhadap perlakuan atas UAS (Ustadz Abdul Somad-red) adalah ‘pencegahan’ bukan deportasi, sebab UAS masih berada dalam area Imigrasi Singapura,” ujar Yusril.
Kemudian, Yusril menjelaskan kaya deportasi baru bisa digunakan apabila Ustadz Abdul Somad sudah melewati area imigrasi.
Baca Juga: Hamil Duluan Saat Jalani Proses Hukum, Dea OnlyFans 4 Kali Coba Bunuh Diri
“Kalau UAS sudah melewati area Imigrasi dan diperintahkan meninggalkan negara itu, barulah namanya dideportasi,” ungkap Yusril yang dikutip Bantenraya.com dari laman Partai PBB.
Selanjutnya, Yusril menerangkan persoalan terhadap Ustadz Abdul Somad harus dijelaskan agar tidak timbul spkekulasi dan salah paham.
Sebab, hal ini akan menimbulkan tanda-tanya dalam hubungan baik antar etnik Melayu dan Islam di Asia Tenggara.
Baca Juga: Erick Thohir Bongkar Lokasi Desa Penari
“Dalam konteks ASEAN Community yang hubungan erat antarwarta, penolakan terhadap kehadiran UAS dapat menimbulkan tanda-tanya dalam hubungan baik antar etnik Melayu dan Islam di Asia Tenggara,” tutur Yusril.
Ketua Partai PBB itu juga dengan tegas mengatakan UAS selama ini dikenal sebagai ulama garis lurus yang tidak aktif berurusan dengan kekuasaan dan hubungan antar negara.
Menurutnya pemerintah Singapura seharusnya tidak perlu khawatir dengan kehadiran Ustadz Abdul Somad ke negaranya, karena bukan dalam rangka tabligh.
Baca Juga: Benarkah Meninggal Dunia di Bulan Ramadhan Dijamin Masuk Surga?
“Kehadiran UAS ke Singapura adalah untuk liburan, bukan untuk melakukan kegiatan ceramah, tabligh dan sejenisnya yang bisa menimbulkan kekhawaritan pemerintah Singapura,” imbuhnya.
Terakhir, Yusril mengapresiasi sikap pro aktif Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Indonesia untuk menghubungi Imigrasi Singapura untuk minta penjelasan terhadap kasus yang dihadapi UAS.
“Kemenlu juga dapat melakukan hal yang sama dengan memanggil Dubes Singapura di Jakarta untuk memberi penjelasan mengapa sampai terjadi pencegahan terhadap UAS,” pungkasnya.***


















