BANTENRAYA.COM – Belum lama ini telah terjadi kematian massal hewan ternak di Jawa Timur akibat penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Kemunculan PMK yang menyebabkan kematian massal hewan ternak ditemukan di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Lamongan.
Virus PMK ini disebut menyerang hewan ternak seperti, sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dan babi.
Adapun tingkat penularan PMK mencapai 90-100 persen dan penyebarannya lewat lendir dan angin.
Melihat persoalaan tersebut, Ketua Bidang Sosial Masyarakat PP KAMMI Fahmi Idris, S.Pt meminta kepada Kementerian Pertanian untuk bergerak cepat dalam menangani virus PMK tersebut.
Fahmi Idris yang juga mempunyai usaha peternakan kambing dan sapi dengan label Tobian Farm di Yogyakarta mengatakan munculnya virus PMK menjadi pukulan keras bagi Kementerian Pertanian.
Baca Juga: Buruan Daftar! Kemendikbudristek Buka Beasiswa BPI, pelaku budaya, Guru dan Siswa Bisa Ikut
Menurut Fahmi, Kementerian Pertanian harus secara serius menangani virus PMK ini agar tidak menyebar ke seluruh daerah yang ada di Indonesia.
“Virus PMK bisa menjadi wabah apabila tidak ditangani secara serius karena dampaknya dapat mengganggu industri peternakan,” ujar Fahmi Idris saat dikonfirmasi melalui Whatsapp pada Selasa 10 Mei 2022.
Kemudian, Pengusaha Tobian Farm Fahmi Idris menghimbau Kementerian Pertanian untuk menutup semua kran impor produk peternakan dari negara luar yang belum dinyatakan bersih dari penyakit PMK.
Baca Juga: Pengayaan Dinilai Mampu Tingkatkan Mutu Pendidikan, Begini Penjelasannya
“Impor produk dari negara India dan Brazil harus di-stop terlebih dahulu dan fokus dalam penanganan PMK di dalam negeri,” ungkap Fahmi.
Fahmi menjelaskan virus PMK bersifat menular pada hewan ruminansia namun tidak menyebar pada manusia.
“Namun dampak dari penyakit ini adalah kematian secara mendadak bagi ternak sehingga sangat merugikan peternak,” jelasnya.
Baca Juga: Kerugian Akibat Angin Puting Beliung di Gunungkencana Capai Rp 800 Juta
Ia menyebut kematian hewan ternak secara massal dikhawatirkan akan mengakibatkan kenaikan harga daging.
Sehingga, menurut Fahmi apabila virus PMK bisa diselesaikan dengan cepat kekhawatiran terhadap kenaikan harga daging atau hewan ternak bisa diselesaikan.
“Apalagi sebentar lagi umat muslim di seluruh indonesia akan merayakan Idul Adha yang mana hewan ternak seperti sapi, kambing dan domba menjadi komoditas utama yang paling dicari,” terangnya.
Baca Juga: Survei Pasangan Prabowo-Puan dan Ganjar-Anies untuk Pilpres 2024 Saling Salip Menyalip
Terakhir, Fahmi meminta tanggung jawab dari seluruh stakeholder peternakan Indonesia khususnya Kementrian Pertanian untuk melindungi kepentingan masyarakat umum Indonesia dari virus PMK.***