BANTENRAYA.COM – Situasi perang Rusia dan Ukraina , memicu kenaikan sejumlah sejumlah komoditas global.
Hal itu, diprediksi akan berdampak terhadap naiknya barang dan komoditas dalam negeri, sehingga membuat daya beli masyarakat terganggu dan mengakibatkan inflasi.
Untuk terus menjaga daya beli masyarakat, Pemerintah akan semakin mengintensifkan program perlindungan masyarakat lewat berbagai bantuan sosial.
Baca Juga: Gempa Bumi 5.6 SR Guncang Kota Sabang, Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Per) Airlangga Hartarto menjelaskan, situasi geopolitik dunia yang meningkat akibat konflik Rusia dan Ukraina memperburuk tekanan inflasi dan mengakibatkan lonjakan harga komoditas global terutama energi dan pangan yang juga berdampak pada perekonomian di tanah air.
Selain meminta jajarannya untuk memantau perkembangan harga komoditas global, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk mengintensifkan program perlindungan masyarakat.
Sebelumnya, ujar Airlangga, pemerintah sudah mengumumkan kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) minyak goreng. Kedepan sesuai arahan dari Presiden Jokowi
Baca Juga: Libur Serta Cuti Bersama Lebaran 29 April Hingga 6 Mei 2022
“Program baru yang diarahkan Bapak Presiden, yaitu bantuan subsidi upah (BSU) untuk (pekerja dengan) gaji yang di bawah Rp3,5 juta. Besarnya Rp1 juta per penerima dan sasarannya 8,8 juta pekerja, dan kebutuhan anggaran Rp8,8 triliunm,” ucapnya.
Selain itu, terang Airlangga, ada juga pemberian Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp600 ribu per penerima yang diberikan kepada usaha mikro non penerima Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN).
“Nanti akan juga diagendakan, besarannya Rp600 ribu per penerima. Ini sama dengan PKLWP dan sasarannya 12 jutaan penerima,” ujarnya.
Airlangga menambahkan, Presiden Jokowi juga meminta kepada jajaran terkait untuk memperhatikan harga pupuk yang juga melonjak naik, baik pupuk subsidi maupun non-subsidi. Penggunaan pupuk akan diprioritaskan pada komoditas prioritas, seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu rakyat, dan kakao.
Baca Juga: Bacaan Surat Al Qari’ah Ayat 1-11 Tulisan Arab, Latin Beserta Artinya
“Pupuk yang disubsidi juga mulai dibatasi, urea dan NPK. Kita ketahui urea sekarang harganya mendekati 1.000 dolar (Amerika Serikat). Potash dan KCL Indonesia impor, dan salah satunya kan impornya juga dari Ukraina,” jelasnya. *


















