BANTENRAYA.COM – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengapresiasi langkah yang diambil Arteria Dahlan yang meminta maaf atas penyataannya agar Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) berbahasa Sunda diganti.
Dedi Mulyadi menilai, pernyataan Arteria Dahlan menjadikan spirit gerakan bagi orang Sunda yang merasa tersinggung untuk bangkit.
“Bagi saya bukan pada persoalan permintaan maaf atau tidak minta maaf,” ujar Dedi Mulyadi terkait permintaan maaf Arteria Dahlan dikutip Bantenraya.com dari akun YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL, Sabtu 22 Januari 2022.
“Karena biasanya di Indonesia dicerminkan dengan eskalasi atau perkembangan protes atau tekanan yang berakibat pada orang akan terkuras reputasinya atau merugikan kelembagaan, sehingga itu perlu dilakukan (maaf),” katanya.
“Gerakan yang merasa tersinggung itu menjadi spirit bagi orang Sunda. Spiritnya saya katakan tanggal 17 Januari 2022 adalah Hari Kebangkitan Bahasa Sunda,” imbuhnya.
Berkaca dari pernyataan Arteria Dahlan yang seolah menyudutkan penggunaan bahasa daerah, menurut Dedi, etika menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.
“Ya harapan kita setiap orang memiliki intelektual yang cukup dan adab yang baik. Kita harus menghilangkan sifat arogansi karena bagaimana pun kita memiliki sifat keterwakilan.
“Kalau keterwakilan tidak terwakili dalam sikap dan tindakan maka kita menjadi terbang ke langit dan tidak menginjak ke tanah,” terangnya.
Dedi mengajak, masyakarat Sunda untuk mengajarkan bahasa Sunda kepada anak-anaknya.
Baca Juga: Kondisi Gunung Anak Krakatau Sabtu 22 Januari 2022, Terjadi Kegempaan Hybrid
“Ajari anak-anak kita berbahasa sunda. Jadi hilangnya bahasa sunda karena kita tidak mempelajari kepada anak-anak kita,” ungkapnya.
“Saya ucapkan terima kasih kepada sahabat saya bang Arteria mengingatkan orang sunda untuk berani berbicara bahasa sunda,” katanya. ***
 
			


















