BANTENRAYA.COM – Pembangunan rumah subsidi di Indonesia tidak hanya memberikan akses terhadap hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman atau PKP Maruarar Sirait saat meninjau langsung proyek rumah subsidi di Kota Serang pada Selasa, 9 September 2025.
Dalam kunjungannya ke Perumahan Pondok Banten Indah, Menteri PKP menyoroti besarnya dampak pembangunan rumah subsidi terhadap penciptaan lapangan kerja dan perputaran ekonomi di berbagai sektor.
“Bayangkan dengan kuota FLPP untuk rumah subsidi yang meningkat dari 220.000 menjadi 350.000 unit rumah tahun ini ditambah dengan KUR Perumahan, tentunya akan mendorong semangat para pengusaha muda untuk naik kelas dan menyala serta memberikan manfaat bagi Masyarakat,” kata Ara, panggilan akrab Maruarar Sirait.
Ara mengatakan, jika satu rumah bersubsidi dibangun minimal oleh 5 pekerja, maka ada sekitar 1,65 juta lapangan kerja baru. Belum lagi peluang untuk membuka usaha dagang dan supir yang mengantarkan material serta mendorong industri perumahan.
BACA JUGA: Tiga Calon Dirut BPRS CM Jalani Wawancara Bersama Walikota, Hasil Akhir Tinggal Tunggu RUPS dan OJK
Ara menegaskan, pembangunan rumah bersubsidi memberikan efek berantai (multiplier effect) bagi perekonomian lokal, mulai dari sektor konstruksi, perdagangan bahan bangunan, hingga sektor informal.
Pembangunan rumah bersubsidi juga ikut menciptakan pengusaha-pengusaha muda sukses seperti yang ada di Kota Serang.
Selain itu, Menteri PKP juga mengapresiasi para pengembang muda yang turut serta dalam program ini.
Ia menyebut contoh sosok inspiratif seperti Muhammad Ridwan atau Wawan, Direktur PT. Kawah Anugrah Properti, yang sukses membangun perumahan subsidi berkualitas di Banten.
“Dulu Bapak Wawan ini pernah berprofesi sebagai tukang ojek online namun dengan cita-cita tinggi, doa orang tua dan niat yang baik kini dirinya sukses menjadi pengembang perumahan dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang,” ujar Maruarar.
BACA JUGA: Telkomsel x Dunia Games Hadirkan Turnamen Esports Komunitas dengan Hadiah Total Rp260 Juta
Menteri Ara berharap kisah Wawan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk melihat sektor properti sebagai peluang emas yang bermanfaat secara sosial dan ekonomi.
Dia berharap akan lahir Wawan-Wawan baru yang tidak hanya memiliki mental bisnis namun juga punya hati untuk membantu masyarakat lemah.
“Saya berharap ke depan akan lebih banyak anak muda yang bercita-cita menjadi pengembang yang memiliki hati dan profesional untuk membantu rakyat untuk memiliki rumah subsidi,” tambahnya.
Selama kunjungan, Menteri PKP turut mengecek langsung kondisi bangunan tipe 30/60, dari kualitas pintu panel, ruang tamu, dua kamar tidur, hingga kondisi air di kamar mandi.
Dengan semangat kolaborasi dan dukungan penuh dari pemerintah, sektor perumahan subsidi diharapkan terus tumbuh dan menjadi tulang punggung pemulihan ekonomi nasional serta solusi jangka panjang atas masalah ketimpangan kepemilikan rumah.
BACA JUGA: Pemprov Akui Kecolongan Soal Masalah di PT GRS, Wagub Kecam Pelaku Pemukulan Wartawan
Ketua Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) Banten Roni Hadiriyanto Adali mengatakan, untuk Provinsi Banten semula ditargetkan akan mendapatkan kuota rumah subsidi sebanyak 10 ribu unit rumah.
Namun pada perkembangannya kuota itu bertambah menjadi 15 ribu unit rumah.
“Akan kita tingkatkan menjadi 15 ribu,” katanya.
Meski demikian, dia mengatakan, untuk bisa mewujudkan ini dibutuhkan dukungan semua pihak, di antaranya adalah BPN, PLN, dan PDAM untuk bisa mewujudkan target tersebut.
Dia mengungkapkan, hingga saat ini realisasi rumah subsidi di Provinsi Banten sudah sekitar 6.000-an unit rumah. Sisanya akan digenjot pada di kuartal ketiga dan keempat tahun 2025 ini.
BACA JUGA: Wartawan Banten Demo di Mapolda Banten, Bakar Ban hingga Lempar Telur Busuk
Komisaris Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyp Nugroho mengatakan, secara nasional sampai dengan hari ini realisasi rumah subsidi untuk di Indonesia sudah mencapai 173.000 unit rumah atau 49,5 persen.
Sementara sisanya akan dikerja selama sisa waktu 2025.
“Kita masih punya PR 50 persen lagi,” katanya. ***
 
			


















