BANTENRAYA.COM – Memasuki musim kemarau basah, masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai penyakit yang biasa muncul akibat banjir dan genangan air.
Salah satu penyakit yang sering luput dari perhatian namun berpotensi mematikan adalah Leptospirosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira yang umumnya ditularkan melalui air yang terkontaminasi urine tikus.
Menurut informasi resmi dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia _(kemkes.go.id)_, bakteri penyebab Leptospirosis bisa masuk ke tubuh manusia melalui luka di kulit atau selaput lendir saat bersentuhan dengan air banjir, selokan, sungai, atau lumpur yang tercemar. Kondisi ini sering terjadi di daerah padat penduduk dengan sistem sanitasi yang buruk, terutama setelah banjir besar.
“Gejala Leptospirosis umumnya mulai muncul 5–14 hari setelah seseorang terpapar bakteri. Adapun ciri-ciri yang perlu diwaspadai antara lain demam mendadak, sakit kepala hebat, mata merah, nyeri otot terutama di betis, kulit menguning, serta kelelahan ekstrem. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini bisa berkembang menjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, hepatitis, atau bahkan kematian,” tulis informasi dalam laman tersebut.
Baca Juga: Pembangunan Jalan Citeras,Maja, Cisoka Ditarget Rampung Tahun Ini
Untuk mencegah paparan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk melakukan tindakan perlindungan saat beraktivitas di lingkungan yang berisiko. Langkah pencegahan meliputi menggunakan sepatu boots dan sarung tangan saat membersihkan rumah pascabanjir atau mengelola selokan, serta mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas.
Kementerian Kesehatan juga menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk menekan populasi tikus, serta menutup rapat tempat penyimpanan makanan. Selain itu, menghindari bermain atau berendam di air yang tergenang juga menjadi cara efektif untuk mencegah penularan.
Jika seseorang mengalami gejala yang mengarah pada Leptospirosis, disarankan segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan dini. Diagnosis cepat dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi.
“Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala Leptospirosis seperti demam, nyeri otot, dan mata merah. Penanganan cepat bisa menyelamatkan nyawa,” tutup informasi yang disampaikan Kementerian Kesehatan RI melalui laman kemkes.go.id.(***)