BANTENRAYA.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten atau BI Banten mengimbau kepada para merchant atau pedagang yang tidak menyediakan layanan transaksi dengan pembayaran uang cash.
Kepala KPw BI Provinsi Banten Ameriza Ma’aruf Moesa menyampaikan, meskipun teknologi pembayaran sudah semakin canggih, dengan hadirnya layanan transaksi digital seperti Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS, namun pedagang harus tetap menyediakan layanan cash.
“Semaju-majunya sistem pembayaran, tetap harus disiapkan cash, secanggih apapun teknologi tetap ada layanan tersebut. Ibaratnya gedung yang paling tinggi dan canggih juga pasti punya tangga darurat,” kata Ameriza kepada awak media, Rabu 30 September 2024.
Meski demikian, transaksi dengan menggunakan satu metode pembayaran tidak menyalahi aturan, selama masih menggunakan mata uang Rupiah.
Baca Juga: Sinergitas Pemkot Cilegon dengan APJI Dukung Ketahanan Pangan di Kota Baja
“Setiap pedagang tidak boleh menolak penggunaan uang Rupiah, tapi kalau dia menolak dengan cara bayarnya, kalau mau cash, debit atau kredit itu sesuai kesepakatan saja,” ucapnya.
Fenomena yang terjadi di masyarakat, menurut Ameriza merupakan suatu kebiasaan baru bagi masyarakat untuk mendorong pada ekosistem digital.
Sebab, uang tunai atau cash juga memiliki keterbatasan saat dibawa oleh masyarakat.
“Tapi pelajaran dari sisi pedagang, harus juga mempersiapkan untuk antisipasi apabila internet mati, mesin EDC mati atau listrik yang padam,” terang Ameriza.
Baca Juga: Genius dan Festival Tunas Bahasa Ibu Tingkat Kabupaten Pandeglang 2024 Sukses Digelar
BI Banten mencatat, Pada semester I 2024 transaksi melalui QRIS di wilayah Banten mencapai Rp17,7 triliun, dengan pengguna mencapai 2,67 juta orang, dan masuk dalam lima provinsi se Indonesia transaksi QRIS paling tinggi.
Selain fokus pada peningkatan layanan transaksi digital, BI Banten juga terus meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih jeli terhadap peredaran uang palsu yang saat ini marak terjadi.
“Tentunya prihatin dengan peredaran uang palsu, BI berupaya supaya bisa memperkecil pengedaran uang palsu salah satunya dengan terus melaksanakan sosialisasi disebut cinta bangga dan paham Rupiah,” kata Ameriza.
Kemudian BI Banten juga terus meningkatkan pembuatan uang Rupiah dengan menggunakan bahan yang sulit untuk dipalsukan, seperti penggunaan tinta yang dikaji terus sehingga lebih preventif ada kuratif.
Baca Juga: MEMBAHAYAKAN! Pohon di Bahu Jalan Maulana Yusuf Kota Cilegon Miring
“Dengan demikian ini memperkecil ruang gerak para praktik-praktik pemalsu uang,” kata Ameriza. ***

















