BANTENRAYA.COM – Kebakaran di Tempat Pembuangan Sampah Akhir atau TPSA Bagendung ternyata membawa berkah untuk sebagian warga alias para pemulung.
Dimana, anak-anak pemulung di TPSA Bagendung ternyata mendapatkan puluhan kilo besi dari sisa sampah yang terbakar.
Para anak-anak tersebut memungut satu persatu logam baik itu besi bekas paku, tembaga bekas kabel dan lainnya yang sudah bersih tanpa kayu, plastik dan lainnya di TPSA Bagendung.
Baca Juga: Anggota DPRD Provinsi Banten Diminta Kawal Isu Strategis, Kekerasan Seksual Dianggap Sudah Darurat
Diketahui, kebakaran TPSA Bagendung yang terjadi pada Senin 16 Agustus 2024 sendiri sekarang sudah padam. Berbagai sampah plastik dan kayu sudah menjadi abu.
Hal itu, membuat para pemulung bekerja untuk mengais berbagai logam dari hasil pembakaran TPSA Bagendung.
Asep salah satu anak pemulung menyatakan, mendapatkan hamper 1 karung kecil berupa besi dan logam lainnya.
Baca Juga: Pesan Terakhir Yedi Rahmat Lepas Jabatan Pj Walikota Serang Nanang Saefudin,
“Ini paku dan kabel tembaga. Ada satu karung saya dapat,” katanya, Senin 23 September 2024.
Asep menyatakan, mendapatkan berkah dari kebakaran yang terjadi. Sebab, banyak kayu atau alat elektronik berupa sampah yang tersisa logamnya saja.
“Tidak perlu repot, tingga memungut saja ini satu-satu yang tersisa dari hasil pembakaran,” ucapnya.
Baca Juga: Undian Nomor Urut Pilkada Kota Cilegon Dilakukan Besok
Asep menyampaikan, dirinya sengaja memungut hasil tersebut bersama dengan belasan teman-teman lainnya. terutama pada titik-titik yang sudah benar-benar padam apinya dan sudah tidak lagi pasan.
“Sudah tidak lagi panas karena benar-benar padam. Jadi lumayan lah, untuk nanti di kilo dan dapat uang,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengelolaan Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Cilegon Eli Amaliyah menjelaskan, sekarang kondisinya tinggal hanya pendinginan titik kebakaran, serta memastikan jika masih ada asap akan langsung dilakukan penyemprotan.
Baca Juga: Korban Wily Lakban Pelaku Fetisisme di Lebak Speak Up, Begini Kronologinya
“Ini tinggal proses pendinginan. Hanya memang kendalanya karena ada di tengah rawa dampaknya maka penyemprotan terkendala,” katanya.
Eli menegaskan, hingga hari kemarin penyemprotan sudah hampir 700 ribu liter air yang digunakan untuk proses pemadaman.
“Rata-rata 100 ribu liter atau 100 kubik per hari. Total 7 hari sudah 700 ribu liter yang digunakan untuk pemadaman,” jelasnya.
Baca Juga: Tiga Pasangan Calon Resmi Manggung di Pilkada Kota Serang
Eli menyatakan, pihaknya masih memastikan proses pendinginan berjalan. Sambil terus melakukan pemantauan jika nanti timbul api atau asap di lokasi lain.
“Kadang masih ada dan keluar untuk asapnya. Namun, kami pastikan terus maksimal untuk pendinginan,” ujarnya.
Eli menegaskan, posisi medan yang ada di rawa membuat proses pendinginan terkendala.
Baca Juga: Dua Pasang Calon Pilgub Banten Perebutkan Suara 8.926.662 Jiwa
“Sudah ada 3 anggota yang kemarin bertugas terjebak di rawa. Bahkan, itu bahaya seperti lumpur hidup. Diluar tumpukan sampah tapi di dalam itu air,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Ops Damkar Kota Cilegon Robi menyatakan, pihaknya masih terus menerjunkan sejumlah armada untuk pendinginan.
Bahkan, pemadam dari industri juga masih terus dikerahkan untuk membantu pendinginan sejak Jumat 20 September 2024.
Baca Juga: Andika-Nanang dan Zakiyah-Najib Resmi Bertarung di Pilkada Kabupaten Serang
“Jumat sudah dilakukan pendinginan. Hanya memang jauh kendala ada di rawa. Jadi tidak terjangkau,” ucapanya.
Salah satu upaya yang dilakukan, jelas Robi, adalah membuat parit agar kebakaran terisolasi hanya di titik rawa saja. Jangan sampai merambat karena memang masih ada bara api didalamnya.
“Dari atas ke bawah itu hampir 30 meter. Lalu rawa dan itu kami isolir dengan membentuk rawa,” tegasnya. ***