BANTENRAYA.COM – Muskot Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat atau Muskot KORMI Kota Cilegon, yang akan digelar Rabu, 8 Maret 2023, dipertanyakan.
Surat undangan pelaksanaan Muskot KORMI Kota Cilegon yang beredarnya pada Selasa 7 Maret 2023 menuai kontroversi.
Salah satunya Disporapar Kota Cilegon, yang merupakan dinas yang menangani bidang olahraga sekaligus mitranya mempertanyakan soal pelaksanaan Muskot KORMI Kota Cilegon.
Baca Juga: Tim Grup B Wajib Menang Demi Tiket Ke Babak Semifinal Liga Nusantara Banten
Kabid Olahraga Disporapar Kota Cilegon Eri Indiarti Juwita mempertanyakan perihal izin dari pelaksanaan muskot.
“Kami saja selaku mitra tidak diajak bicara dan koordinasi,” tegas Eri.
Eri juga menyoroti, prosedur pelaksanaan muskot yang ditengarai penuh keganjilan.
Baca Juga: Google Doodle Peringati Hari Perempuan Internasional 2023, Ini Arti, Tujuan dan Cara Merayakannya
“Saya baru menerima SK Plt KORMI Kota Cilegon pada hari Jumat 3 Maret. Informasi berikutnya telah dibuka pendaftaran bakal calon ketua KORMI Kota Cilegon selama 2 hari, yakni pada hari Minggu 5 Maret dan Senin 6 Maret,” ujarnya.
“Tetiba hari ini (Selasa 7 Maret-Red) kami mendapatkan undangan pelaksanaan muskot yang agendanya sekaligus pelantikan pengurus,” katanya.
Dikatakan, waktu pendaftaran yang sangat singkat dan mengambil akhir pekan ini dinilai janggal dan mengundang kecurigaan.
“Seolah tidak memberi kesempatan bakal calon Ketua KORMI Kota Cilegon lainnya untuk sempat mendaftarkan diri,” imbuhnya.
Ditambahkan Eri, pihak Disporapar Kota Cilegon pada hari ini, Selasa 7 Maret, telah mengirimkan surat kepada Ketua Kormi Pusat.
Isi surat selain memohon klarifikasi rencana pelaksanaan muskot, juga menguraikan sejumlah kejanggalan dalam tahapan pelaksanaan muskot.
Diantaranya para calon kesulitan menghubungi panitia muskot, serta tahapan pelaksanaan yang sangat tidak transparan.
Disporapar Kota Cilegon bahkan meminta KORMI Pusat untuk membatalkan pelaksanaan muskot karena panitia tidak berkoordinasi dengan Pemkot Cilegon.
Kejanggalan tahapan pelaksanaan muskot pun dipertanyakan oleh pengurus Induk Organisasi Olahraga (Inorga) Inorga Pembudayaan Olahraga Masyarakat sebagai pemilik suara.
Pengurus Inorga Fortina, Ahmad Suhendra
menyatakan tidak akan menghadiri muskot. Ahmad bahkan memprediksi banyak pemilik suara lainnya akan memilih mangkir dari muskot. ***