BANTENRAYA.COM – Puasa Syawal merupakan salah satu amalan dengan pahala dahsyat yang bisa dikerjakan pasca Lebaran.
Sesuai namanya, puasa Syawal bisa dilaksanakan selama bulan Syawal pada penanggalan Islam selama total sepekan.
Namun mana yang harus didahulukan antara puasa Syawal dan wadha Ramadhan? Prof Quraish Shihab beri penjelasannya.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Warga Selama Lebaran, PT Pertamina Patra Niaga Pastikan Stok BBM dan LPG Aman
Seperti diketahui, puasa Ramadhan merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat Muslim.
Meski ada keringanan untuk tak berpuasa bagi yang berhalangan namun tetap saja shaum yang bolong mesti diganti di luar Ramadhan.
Sementara puasa Syawal merupakan shaum dengan status amalan sunah yang bisa dikerjakan jika mampu.
Baca Juga: Pantai Bugel Bisa jadi Rekomendasi Tempat Liburan Lebaran 2024, Cocok Bersama Keluarga atau Teman
Puasa Syawal sendiri memiliki keutamaan yang tak main-main sehingga menjadi amalan yang banyak diincar selain Ramadhan.
Dikutip Bantenraya.com dari NU Online, saking istimewanya pahala puasa Syawal setara dengan puasa setahun penuh bagi yang dapat melaksanakannya selama 6 hari.
Lalu dengan masing-masing kewajiban dan keutamaannya tersebut, mana yang harus didahulukan antara qadha Ramadhan atau puasa Syawal?
Baca Juga: Sajian Lebaran, Ini Resep Rendang Asli Padang yang Menggoda Selera
Terkait hal tersebut Prof Quraish Shihab menegaskan, qadha atau membayar utang puasa Ramadhan semestinya didahulukan ketimbang puasa sunnah.
Hal tersebut mengacu pada pelaksanaan puasa Ramadhan yang bersifat wajib, sehingga jika memiliki utang sebaiknya segera dilunasi.
“Sebaiknya mendahulukan qadla (membayar utang) karena hukumnya wajib, setelah itu baru yang sunnah,” tulisnya pada buku Panduan Puasa bersama Quraish Shihab.
Baca Juga: Dindikbud Kabupaten Serang Dorong Para Guru Ikuti Program Guru Penggerak
“Kalau harus memilih, maka bayar utang puasa lebih dahulu, karena ia wajib,” lanjut ulama yang menamatkan seluruh jenjang studi pendidikan tingginya di Universitas Al-Azhar, Mesir itu.
Sementara untuk puasa sunnah Syawal bisa dikerjakan kapan pun selama masih di Bulan Syawal. Terlebih puasa Syawal bisa dikerjakan selama 6 hari tanpa harus berturut-turut
“Puasa Syawal dilakukan kapan saja selama bulan Syawal,” tulisnya.
Baca Juga: Bacaan Niat Mandi Idul Fitri Laki-laki dan Perempuan, Wajib atau Sunnah Hukumnya?
“Puasa Syawal tidak harus dilakukan berturut-turut, asalkan selama dalam bulan Syawal,” lanjut penulis Tafsir Al-Misbah ini. ***



















