BANTENRAYA.COM – Total korban pencabulan yang dilakukan santri senior di salah satu Pondok di Kota Cilegon di Kecamatan Citangkil menjadi sebanyak 3 orang.
Dimana, ketiga korban pencabulan tersebut yakni inisial F (12), A (13) dan M (12) yang merupakan warga Kecamatan Ciwandan dan masih duduk di kelas 7.
Aksi pencabulan tersebut rupanya tidak dilakukan hanya 1 pelaku saja yakni S merupakan santri kelas 12. Namun, ada santri lainnya yang belum diketahui identitasnya.
Berdasarkan pengakuan keluarga para korban, A disodomi sebanyak 5 kali pada Agustus 2023 sebanyak 2 kali, bulan September sebanyak 1 kali, Oktober 1 kali, Desember 1 kali.
Sementara F juga mengalami kurang lebih 5 kali pencabulan dan 10 kali dari orang yang tidak belum dikenal identitasnya. Untuk M sendiri baru 1 kali dan dilakukan pada 29 Februari 2024 pekan lalu.
S sendiri merupakan ketua kamar dari 3 korban pencabulan tersebut, Ia melancarkan aksinya ketika korban sedang tertidur dan kamar dalam keadaan gelap.
Baca Juga: Sempat Kabur ke Bandung, Oknum Ojol Pelaku Pelecehan Bocah di Kota Serang Akhirnya Menyerahkan Diri
Situasi itu dimanfaatkan lantaran tidak terpantau oleh CCTV yang berada di dalam kamar tersebut.
Pelaku diamankan pada Sabtu 2 Maret 2024 oleh jajaran Polres Cilegon setelah adanya pengaduan dari salah satu wali santri yang anaknya menjadi korban pencabulan seniornya tersebut.
Awal adanya penangkapan kepada pelaku tersebut, karena korban mengungkapkan jika dirinya menjadi korban perbuatan asusila pelaku.
Baca Juga: Shining SOLO Episode 2 Sub Indo Tayang Kapan di YouTube YG Entertaiment? Cek Jadwalnya di Sini
Dimana, korban secara terus meminta untuk pindah pesantren dan sering pulang.
Curiga dengan kondisi korban akhirnya orang tuanya mendesak korban untuk mengungkapkan apa sebenarnya yang terjadi.
Hingga pada akhirnya korban mengaku telah menerima perlakukan tak senonoh dari seniornya tersebut.
Kasatreskrim Polres Cilegon, Polda Banten AKP Syamsul Bahri mengungkapkan, pelaku inisial S yang merupakan senior dan ketua kamar tersebut diduga melakukan pencabulan karena tinggal satu asrama dengan santri lainnya.
Baca Juga: Demokrat Kota Serang Laporkan Dugaan Penggelembungan Suara Caleg PDIP, Sebut Ada Unsur Kesengajaan
Setelah mendapatkan laporan dari korban,tim Polres Cilegon, Polda Banten langsung bergegas menangkap pelaku yang juga masih di bawah umur.
“Ini kejadiannya sejak Agustus lalu, baru dilaporkan sekarang. Kami sudah amankan awalnya dibawa ke Polsek (Ciwandan-red) sekarang sudah di Polres,” katanya, Senin 4 Februari 2024.
Syamsul menjelaskan, sampai sejauh ini baru hanya satu korban yang melaporkan perbuatan pencabulan tersebut.
Baca Juga: Merasa Kehilangan, Ulama Tak Rela Camat Sumur Diganti: Kaget! Mudah-mudahan……
“S ini masih dibawah umur tapi memang senior. Sekarang ini baru satu orang tua saja yang melaporkan,” jelasnya.
Berdasarkan keterangan korban, papar Syamsul, peristiwa pencabulan terjadi sejak Agustus 2023 hingga kisaran Oktober dan November 2023.
“Sudah lama dilakukan, ini berdasarkan keterangan korban,” jelasnya.
Selanjutnya, papar Syamsul, pihaknya akan terus melakukan penelusuran terhadap kejadian tersebut, serta mengumpulkan berbagai keterangan karena adanya potensi perbuatan tersebut juga dilakukan kepada santri lainnya.
“Sekarang baru satu orang yang melaporkan. Ini karena orang tuanya melapor. Kami belum tahu yang lainnya,” imbuhnya.
Keluarga korban mengatakan, jika perbuatan tersebut sudah sangat bejat. Karena dilakukan bukan saja sendiri tetapi juga dengan senior lainnya.
Tidak hanya pencabulan, S dan rekannya juga melakukan kekerasan fisik seperti pemukulan, mencekik dan mengeluarkan ancaman pembunuhan kepada para korban jika berani membuka.
Baca Juga: Yuk Disimak Ini Lho…Lima Motor Kopling Second Terbaik Tahun 2024
“Saudara saya ini sampai dipukul dan diancam dibunuh kalau sampai memberitahukan,” jelasnya.
Pihaknya berharap, ada respons dan tanggung jawab dari pihak pesantren. Sebab, menurut pengakuan pelaku juga ia melakukan hal itu karena menjadi korban para seniornya.
Bahkan, bukan saja 1 pelaku, tapi ada pelaku lainnya juga ikut serta.
“Jika pihak Ponpes tidak merespons maka kami minta untuk ditutup semuanya. Karena pelaku juga merupakan korban para seniornya,” jelasnya. ***