BANTENRAYA.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru terkait inflasi di Provinsi Banten per bulan Desember 2023.
Diketahui bahwa saat iniinflasi di Banten mengalami kenaikan hingga pada angka 3,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 116,56.
Angka inflasi tersebut merupakan gabungan dari 3 kota di Banten yang jumlahnya meningkat dibanding bulan November 2023 sebesar 3,03 persen.
Baca Juga: Dinkes Lebak Masih Terbayang-bayang Tragedi Pemilu 2019, Wanti-wanti Jangan Sampai Lewat Lagi
Pj Sekda Provinsi Banten Virgojanti mengamini adanya kenaikan angka inflasi di Provinsi Banten.
Ia mengatakan, angka itu naik dibandingkan pada bulan sebelumnya yakni pada September 2023 terjadi inflasi secara yoy sebesar 2,04 persen.
Lalu naik di bulan Oktober 2023 sebesar 2,35 persen dan naik lagi di bulan November 2023 sebesar 3,03 persen.
“Tadi baru kita ikuti rapat inflasi bersama bapak Menteri Dalam Negeri dan tadi disampaikan babwa posisi inflasi kita masih tetap di angka 3,06 persen,” ujarnya.
“Meskipun ada kenaikan, tapi capaian kita itu masih cukup moderat, karena target inflasi secara nasional itu di 2023 adalah 3 persen ±1,” katanya.
Ia menuturkan, pada sisi suplay dan demand, pihaknya menilai masih cukup stabil karena masih ada keuntungan bagi sisi industri dan juga konsumen.
Akan tetapi, mantan pejabat di Pemkab Lebak itu menargetkan untuk bisa menurunkan angka inflasi hingga di bawah 3 persen.
Baca Juga: Belum Dapat Investor Banten International Stadium, Pemprov Terpaksa Kuras APBD Rp1,7 Miliar Setahun
“Inflasi yoy tertinggi itu terjadi di kota Cilegon sebesar 3,50 persen dengan IHK sebesar 119,90. Kemudian di Kota Tangerang sebesar 3,17 persen dengan IHK sebesar 115,37,” ungkapnya.
“Inflasi terendah terjadi di Kota Serang sebesar 2,11 persen dengan IHK sebesar 120,24. Kita upayakan agar inflasi kita bisa dibawah 3 persen,” jelasnya.
Virgojanti mengungkapkan, komoditas penyumbang inflasi terbesar masih dipegang oleh cabai rawit dan bawang merah.
Untuk itu, hingga saat ini pihaknya masih terus berupaya untuk menstabilkan kedua harga komoditas tersebut di pasaran.
“Kita sudah mengutus juga untuk dilakukan kerjasama dan akan segera kita tindaklanjuti,” tuturnya.
“Karena kan biasanya juga di lokal juga ada suplainya, karena mungkin sudah habis, dan masuk ke musim hujan juga kan jadi mau menanam juga masih menunggu musim yang baik,” ungkapnya.
“Tapi Alhamdulillah kemarin dari Kantor Badan Penghubung sudah berkoordinasi ke daerah penghasil kedua komoditas tersebut yaitu di Brebes. Karena di sana cukup banyak stoknya dan hari ini akan segera ditindaklanjuti,” tambahnya.
Lebih lanjut Virgojanti mengatakan, saat ini produksi cabai rawit di Banten mencapai 20 ribu ton pertahunnya.
Oleh karena itu, kata dia, karena kebutuhan pasar yang tinggi namun supplay tidak memenuhi, maka menyebabkan angka inflasi menjadi tinggi.
Baca Juga: Netflix Konfirmasi Adanya Gyeongseong Creature Season 2, Tayang Bulan Apa?
“Cabai itu kan bukan hanya untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga saja, tapi restoran dan industri rumah tangga juga, industri kuliner di kita kan banyak juga. Jadi otomatis membutuhkan cabe yang cukup besar,” pungkasnya. (mg-rafi) ***