BANTENRAYA.COM – Arya Wedakarna, senator atau anggota DPR RI asal Bali, memberikan klarifikasi terkait dugaan merendahkan hijab di sebuah video kontroversial.
Dalam potongan video yang beredar, Arya diduga menyinggung penutup kepala dan Middle East (Timur Tengah) yang kemudian menjadi perbincangan dan kritik dari warganet.
Arya diketahui saat itu sedang berada dalam pertemuan rapat bersama jajaran Bandara Ngurah Rai, Bea Cukai di kantor airport Ngurah Rai pada 29 Desember 2023.
Dalam rapat tersebut sedang membahas tiga poin di antaranya soal pengawasan Undang-undang tentang kepabeanan atau Bea Cukai terkait tindakan yang kurang menyenangkan dari oknum petugas Bea Cukai.
Poin kedua tentang Undang-undang transportasi soal aspirasi komponen warga desa adat yang ada di sekitar bandara dan masih bermasalah dengan aplikator kendaraan online.
Kemudian juga membahas tentang persoalan berita bahwa Bandara Ngurah Rai di Bali masuk dalam peringkat bandara terburuk di dunia bersama dengan bandara lainnya di Indonesia.
“Saya nggak mau yang front line, front line itu. Saya mau gadis Bali yang kaya kamu, rambutnya keliatan. Jangan kasih yang penutup, penutup nggak jelas. This is not Middle East,” ujarnya di sebuah video yang viral di media sosial.
Menanggapi persoalan tersebut, Arya kemudian membuat klarifikasi yang dibuat di akun Instagram pribadinya @aryawedakarna.
Dirinya menjelaskan bahwa video tersebut hanya merupakan potongan kecil dari percakapannya yang lebih panjang.
Baca Juga: ASTAGA! Remaja 20 Tahun ini Sudah Terkena Kolesterol dan Serangan Jantung
“Saya ingin menyampaikan bahwa terkait dengan video viral yang beredar di masyarakat. Bahwa video yang beredar adalah video yang telah dipotong oleh sejumlah media maupun oleh orang yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Untuk mengatasi masalah poin ke-tiga dalam rapat, ia memberikan arahan untuk mengedepankan putra/putri Bali sebagai front line agar lebih mengedepankan kebudayaan Bali saat menyambut tamu.
Terkait singgungan soal penutup kepala dan pernyataannya yang banyak dikritik warganet, Arya menyatakan bahwa dirinya tidak menyebut nama agama, suku, maupun kepercayaan apapun.
“Kami tak ada menyebutkan nama agama apapun, nama suku apapun, dan juga kepercayaan apapun, bahwa hal tersebut sudah selaras dengan peraturan Perda Bali, Nomor 2 Tahun 2012 yakni tentang pariwisata Bali yang berlandaskan kebudayaan dan dijiwai agama hindu,” katanya.
Di akhir klarifikasi, dirinya menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak dan komponen bangsa Indonesia yang merasa tersinggung atau perkataannya.
“Maka dari itu saya menyampaikan klarifikasi, dan juga seandainya jika ada pihak-pihak, komponen bangsa Indonesia yang merasa tersinggung dan juga merasa keberatan dengan apa yang kami sampaikan, dari lubuk hati yang paling dalam saya selaku wakil rakyat Bali di DPD RI memohon maaf dengan tulus,” pungkas Arya.***