BANTENRAYA.COM – Aksi penipuan kembali muncul dengan berkedok pinjol yang berpura-pura salah transfer kepada si korban.
Penipuan tersebut sejatinya dilakukan oleh pelaku yang berpura-pura salah tranfer kepada si korban padahal sebenarnya itu ialah penipuan berkedok pinjol.
Pada belakangan ini memang sering terjadi penipuan berkedok pinjol hingga bisa merugikan korban hingga 20 juta rupiah.
Kasus penipuan berkedok pinjol tersebut diunggah oleh salah satu akun Instagram @kepoin_trending pada 2 April 2024.
Di mana akun tersebut mengunggah sebuah cerita tentang kasus penipuan yang hampi dialami oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya.
Awal cerita bermula saat korban yang mendapatkan saldo masuk ke dalam rekeningnya sebesar 20 juta rupiah.
Baca Juga: 5 Link CCTV Mudik Lebaran 2024, Jangan Sampai Mati Gaya Gara-gara Terjebak Macet
Dia bingung karena seluruh anggota keluarga juga tidak ada yang mengaku pas ditanyai, alhasil keluarga suruh menunggu sapai esok pagi.
Lalu keesokan harinya benar ada seseorang (penipu) yang telepon untuk meminta membalikan uang yang diangap salah transfer oleh si pelaku.
Kemudian si korban pergi ke bank yang berniat untuk mengembalikan uang sebesar 20 juta terhadap si pelaku tadi.
Baca Juga: Konser Baekhyun EXO di Jakarta 2024, Berikut Harga Tiket dan Link War Tiketnya di Sini!
Namun petugas dengan sigap mempertanyakan tujuan ia mentransfer ke nomor tersebut.
Lalu si korban bercerita bahwa uang tersebut di transfer keopada orang yang salah kirim kepada dirinya.
Lantas petugas bank akhirnya menghentikan proses transaksi lantaran merasa ada kejanggagalan dari pada asal usul uang tersebut.
Petugas bank akhirnya menjelaskan hal tersebut adalah “penipuan baru” dimana pelaku mencuri data anda dan digunakan untuk transaksi pinjol.
Dimana nantinya kejadian tersebut akan berakibat menguntungkan pelaku dengan mendapatkan uangnya dan korban yang harus membayar hutangnya.
Kejadian tersebut memberikan pelajaran kepada kita untuk selalu waspada dalam menggunakan smartphone untuk selalu menjaga privasi data dari serangan berbahaya.***