BANTENRAYA.COM – Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan atau Menko Polhukam Mahfud MD ingatkan masyarakat tetap jaga persatuan, meskipun beda pilihan dalam Pilpres 2024.
Mahfud MD yang juga merupakan Calon Wakil Presiden nomor urut 03 meminta semuanya harus mengutamakan persaudaraan demi kemanusiaan dibandingkan soal pilihan politik.
Pilpres 2024, terang Mahfud, hanya ajang demokrasi yang dilakukan 5 tahunan di Indonesia.
Namun, persaudaraan itu sudah ada sejak dahulu.
Baca Juga: Kepala Kemenag Kota Cilegon Larang Tindakan Ini Kepada 300 Pegawai Jelang Pemilu 2024
Dalam berbagai kesempatan juga, Mahfud MD menekankan agar semuanya bisa menjaga kondusivitas dan perdamaian, jangan sampai mudah terprovokasi dengan berbagai kepentingan.
Mahfud MD secara tegas juga menyampaikan, jika beda pilihan itu hal biasa.
Namun, sebagai anak bangsa harus saling menjaga kerukunan di tengah perbedaan.
Mahfud MD mengatakan, seluruh masyarakat Indonesia merupakan saudara dalam kemanusiaan.
Ia mengajak publik untuk tetap menjaga persaudaraan di masa Pemilu 2024.
Kendati begitu, Mahfud mengingatkan, keberadaan pemilu harus mengeratkan persaudaraan.
“Persaudaraan kita dan persahabatan kita, dan pertemanan kita tentu kita pertahankan sampai kita masing-masing mati,” katanya sebagaimana dikutip dari berbagai sumber pada Jumat, 5 Januari 2024.
Menurut Mahfud, politik dan pilihan berbeda jangan sampai meruntuhkan dan menggerus nilai persaudaraan sesama anak bangsa.
Baca Juga: Relawan Pendukung Prabowo-Gibran Laporkan Tim AMIN dan Ganjar-Mahfud ke Bawaslu Banten
Tidak hanya itu, perbedaan agama, suku dan ras juga harus makin meningkatkan persaudaraan dan kemanusiaan.
“Kita boleh berbeda pilihan politik, boleh berbeda agama dan keyakinan, tapi kita semua adalah saudara dalam kemanusiaan,” kata Mahfud.
“Kita bersaudara karena kita sesama manusia, makhluk tuhan yang hidup di sebuah geopolitik yang bernama Indonesia,” pungkasnya.
Dalam berbagai kesempatan juga Mahfud MD selalu mengingatkan jangan sampai mengedepankan politik identitas yang pada akhirnya menimbulkan pembelahan di masyarakat.
Semua bentuk politik identitas harus ditanggalkan demi persatuan.
“Jangan sampai ada pembelahan dengan politik identitas. Semuanya tentu harus saling menghargai pilihannya,” pungkasnya.***