BANTENRAYA.COM – Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten menargetkan pembangunan flyover Terondol di Kecamatan Serang, Kota Serang, akan mulai dilakukan pada tahun 2026 yang akan datang.
Saat ini, Dinas PUPR Provinsi Banten masih melakukan uji kelayakan hingga membuat detail engineering design (DED).
Kepala Dinas PUPR Provinsi Banten Arlan Marzan mengatakan, flyover Terondol merupakan sebuah kebutuhan mendesak sehingga perlu segera direalisasikan.
Baca Juga: Desta Asyik TikTokan Bareng Perempuan, Netizen Kompak Adukan Pada Miskha
Apalagi, banyak aspirasi masyarakat yang dilayangkan agar flyover Terondol segera dibangun. Karena itu, pembangunan flyover Terondol menjadi program prioritas Pemerintah Provinsi Banten.
“Kemacetan Terondol, ya solusinya cuma itu. Flyover merupakan konstruksi yang paling memungkinkan dilakukan,” kata Arlan, Rabu, 23 Juli 2025.
Dia mengungkapkan, hingga saat ini masih berkonsultasi dengan dengan Direktorat Jalan Bebas Hambatan (JBH) Kementerian Pekerjaan Umum RI karena flyover ini akan melibtasi jalan tol.
Baca Juga: Diduga Manipulasi Data dan Anggran, Paskibraka Alumni 2024 Kota Cilegon Pertanyakan Hadiah
Nantinya secara teknis pembangunan flyover ini akan mengikuti rekomendasi Direktorat JBH Kementerian Pekerjaan Umum RI.
Arlan mengatakan, untuk tahap awal pihaknya masih terus melakukan kajian bahkan studi kelayakan hingga merancang Detail Engineering Design (DED) atau rancang bangun rinci.
Dalam proses perencanaan pembangunan flyover ini pihkanya melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Direktorat JBH Kementerian Pekerjaan Umum RI hingga Pemerintah Provinsi Banten.
Baca Juga: Anime Chibi Maruko Chan Versi Indonesia Tak Kunjung Upload Video Baru, Ternyata Ini Alasannya
Arlan mengungkapkan, flyover Terondol merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi kemacetan di Terondol.
Sebab opsi memperlebar terowongan Terondol bukanlah opsi yang bisa dilakukan, mengingat aktivitasnya yang akan mengganggu lalu lintas di jalan tol Tangerang-Merak tersebut.
Apalagi, jalan tol tersebut merupakan akses nasional dan merupakan objek vital yang tidak bisa sembarangan untuk bisa mendapatkan izinnya.
Baca Juga: Sengketa Saham Tabloid Nyata dan Jawapos Bergulir di PN Surabaya
“Kalau kita melakukan pelebaran terowongan itu akan berat karena akan menggangu lalu lintas tolnya dan tidak akan disetujui,” katanya.
Arlan berharap segala proses yang sejauh ini masih terus dilakukan tidak mendapatkan hambatan sehingga pembangunan bisa dilakukan pada tahun 2026 yang akan datang.
“Mudah-mudahan tahun depan kita sudah bisa berproses pengadaan lahan,” katanya.
Baca Juga: Semester Pertama 2025, DP3AP2KB Kota Cilegon Catat Pelecehan Pada Anak Capai 70 Kasus
Sementara itu, Walikota Serang Budi Rustandi mengatakan, pembangunan flyover Terondol dilakukan untuk mengurai kemacetan di Kota Serang.
Keberadaan flyover Terondol juga diharapkan mampu menarik minat investor baru untuk menanamkan saham di Kawasan Kecamatan Kasemen yang terhubung dengan daerah Terondol. Kecamatan Kasemen diketahui telah ditetapkan sebagai daerah kawasan industri pada RTRW Kota Serang.
“Tidak hanya mengurai kemacetan. Hadirnya flyover Terondol diyakini mampu untuk menghadirkan lapangan kerja baru di Kecamatan Kasemen,” kata Budi Rustandi.
Baca Juga: TAMAT! Head Over Heels Episode 11 dan 12 Sub Indo: Jadwal Tayang Disertai Link Nonton Full Movie
Untuk itu, Budi mengaku bersemangat agar flyover Terondol bisa terealisasi untuk memajukan perekonomian masyarakat Kota Serang ke depan.
Flyover Terondol juga bisa menjadi ciri Kota Serang, karena dia ingin desainnya dikerjakan oleh arsitektur handal, sehingga bisa menjadi ciri khas Kota Serang.
“Jadi kalau pengendara melintas dari Tol Tangerang-Merak atau dari arah sebaliknya bisa lihat langsung flyover ini saat melintasinya, ” katanya.
Baca Juga: Jembatan Miring dan Sling Keropos, Pengendara Motor Nyaris Jatuh ke Sungai Cimadur
Penyelesaian kemacetan di Terondol sendiri diproyeksikan diselesaikan dengan 3 opsi, yaitu dengan membangun flyover yang menghubungkan Jalan Armada-Warung Jaud atau Jalan Trip Jamaksari-Warung Jaud. Opsi terakhir, dengan membangun under pass. ***