BANTENRAYA.COM – Istilah nasib ditentukan oleh tangen sendiri dibuktikan oleh Muhammad Rifai, pemuda asal Padarincang, Kabupaten Serang yang saat ini menjadi founder knalpot racing hingga bisa ekspor ke pasar mancanegara.
Dulu, Rifai bercerita bahwa dirinya kerap menjadi beban orang tua dan sering minta dibelikan sepeda motor untuk dimodifikasi dan digunakan untuk balap liar.
“Dulu saya setahun pernah menghabiskan 14 sepeda motor, dari matic sampai sport, yang paling parah itu saya minta motor ninja istilah kata zaman sekarang nendang pintu saya kabur dua hari supaya dibelikan motor,” kata Rifai kepada Bantenraya.com, Selasa 6 Mei 2025.
Pria kelahiran 11 April 1994 ini juga sering melakukan balap liar dan menghabiskan orang tuanya untuk membeli spare part motor.
Baca Juga: 6 Pejabat Eselon 2 Pemkot Cilegon Ikuti Asesmen
“Pokoknya dulu itu saya beban banget, kerjaannya menghabiskan orang tua, pulang malam, balapan di KP3B anyer,” imbuhnya.
Namun, kebiasaan buruknya itu mulai disadari dan ditinggalkan, semenjak masuk ke perguruan tinggi di Institut Teknologi Indonesia (ITI) Tangerang. Sejak saat itu, Rifai mulai melakukan bisnis jual beli sparepart secara kecil-kecilan.
“Saya merenung dan akhirnya sadar, secara perlahan mulai deh jual sparepart, mulai dari shock breaker, knalpot dan lain sebagainya. Sedikit banyak saya juga punya pengetahuan terkait mesin motor, karena dulu sekolah di STM juga,” ujarnya.
Kemudian, Rifai menjalankan bisnis untuk mulai memproduksi knalpot karena pengalamannya dalam memodifikasi, akhirnya mendapatkan modal dari orang tuanya.
Namun, bisnisnya tidak berjalan mulus, uang hasil pinjaman tersebut tidak menutup modal dan bahkan kurang untuk mengembangkan bisnisnya. Setelah itu, Rifai mendapatkan tawaran untuk bekerja sama dengan rekan kerja yang memiliki mesin dan bengkel produksi.
Baca Juga: Hanyaditangerang Vol 5 Segera Guncang Supermall Karawaci, Tampilkan HIVI Sebagai Bintang Utama
“Namanya juga bisnis sama temen, ada saja hambatan, karena satu lain hal akhirnya kita pecah, dan saya putuskan untuk membeli mesin yang dimiliki investor tersebut dengan uang hasil dari produksi, dan alhamdulilah saya tidak ada hutang atau cicilan,” tutur ayah satu anak itu.
Riafi memutuskan untuk membuka produksi knalpot di Kota Serang, karena bisnis yang dilakukan sebelumnya di Padarincang dinilai kurang representatif. Dua brand knalpot racing miliknya yang sudah mendunia yakni PDRC dan Predator.
“Nah PDRC ini singkatan dari Padarincang, bahkan diakui oleh para pecinta modifikasi knalpot di kawasan Jawa Barat hingga Jawa Timur, dan pernah dipilih untuk ajang balap PON Aceh,” cakap Rifai.
Saat ini Rifai mampu meraup omzet Rp350-400 juta dalam sebulan dengan memproduksi sekitar 1.000-1.500 knalpot racing.
“Kita juga ekspor ke Malaysia disana ada motor YZ 16, mirip MX King untuk menyesuaikan dengan mesin dan spesifikasi motor kami survei langsung kesana, ada juga pembelian satuan di Kamboja, dan Vietnam,” tuturnya.
Rifai memiliki 15 karyawan yang bertugas untuk memproduksi knalpot hingga memberikan pelayanan servis kepada konsumen. Karena, produksi knalpot miliknya boleh dibilang punya kualitas setara pabrikan brand ternama seperti Honda.
Baca Juga: 81 Preman Diamankan Polres Lebak, Modus Pungli di Fasilitas Umum
“Kita berikan garansi 1 tahun, bocor retak dan lain sebagainya, kalau brand lain belum tentu bisa berikan itu,” jelas Rifai.
Rifai juga memberikan apresiasi kepada para karyawan terbaiknya dengan hadiah perjalanan ibadah umrah. Sebagai bentuk rasa syukur atas bisnis yang dijalankan.
“Karna saya juga menyesal karena enggak sempat memberangkatkan orang tua umrah karena sudah tidak ada, semoga ini bisa memberikan berkah,” kata Rifai.***