BANTENRAYA.COM – Kondisi fasilitas Masjid Nurul Ikhlas alias Masjid Agung Kota Cilegon yang sekarang pengelolaannya diambil alih Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon masih belum layak. Sejumlah fasilitas masih terlihat rusak.
Pantauan Banten Raya pada Senin (14/7), masih terlihat kebocoran di area dalam sisi kiri dan kanan Masjid Agung, selanjutnya kondisi kamar mandi atau toilet sebagian juga masih rusak.
Termasuk, tempat mengambil wudu yang ada di bagian pria sebanyak 22 titik tempat sebagian besar juga rusak.
Diketahui, saat ini Pengelolaan Masjid Agung dan Islamic Center sudah sepenuhnya diserahkan kepada Pemkot Cilegon pada Rabu 7 Mei 2025 lalu.
Bahkan, penyerahan sudah dilakukan secara langsung dari Ketua Yayasan Masjid Agung dan Islamic Center Karim Ismail kepada Walikota Cilegon Robinsar.
Kini, Pemkot Cilegon sendiri sudah menunjuk karateker Dewan Kemakmuran Masjid yang diketuai langsung Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cilegon Aya Rahmatullah.
Baca Juga: Komnas Anak Awasi MPLS 2025 di Banten, Sekolah Diimbau Hindari Kekerasan dan Perundungan
Kondisi belum layaknya fasilitas di Masjid Agung tersebut karena Pemkot Cilegon belum menganggarkan untuk pembenahan atau revitalisasi masjid.
Berbagai, keperluan masjid sendiri sekarang masih ditopang dari keuangan infak dan sedekah yang terkumpul.
Hal itu, membuat sejumlah fasilitas yang ada belum bisa dibenahi karena pemasukan dari infak dan sedekah hanya mampu membiayai belanja rutin masjid seperti membayar iman, muadzin, kebersihan, listrik islamic center dan masjid agung serta juga air.
Baca Juga: Komnas Anak Awasi MPLS 2025 di Banten, Sekolah Diimbau Hindari Kekerasan dan Perundungan
Rahmatullah membenarkan masih adanya fasilitas yang belum layak misalnya atap bocor, toilet rusak dan tempat wudu yang belum baik.
Nantinya, itu akan diusulkan dirinya sebagai karateker DKM kepada Walikota Cilegon Robinsar dan akan dibenahi lewat anggaran yang akan dialokasikan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Cilegon.
“Untuk renovasi dan revitalisasi sendiri nilainya itu akan ditentukan PU. Sebab, semuanya itu akan diurus PU. Pihaknya hanya menyampaikan apa saja yang butuh dibenahi. Kita hanya mengusulkan saja, itu memang masih pada hancur toilet, atap juga bocor tapi tidak tahu apa yang jadi penyebabnya,” katanya, Senin (14/7).
Rahmatullah menyatakan, untuk pengelolaan sendiri tentu akan dianggarkan dan didorong pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan.
Di mana, jika sudah ada tentu akan bisa menutupi semua belanja rutin yang ada seperti imam, muadzin, petugas kebersihan, listrik dan air di Masjid Agung dan Islamic Center.
“Sekitar 35 juta per bulan yang harus dikeluarkan untuk belanja rutin. Yang ada dari potensi yang ada dari kotak amal dan sewa gedung saja. Di perubahan semoga bisa dianggarkan dan direalisasikan, rencana perubahan (anggaran-red) semoga disetujui, sekarang dikelola apa adanya,” jelasnya.
Baca Juga: 95 Karyawan PT MFI Cilegon Terkena PHK, Disnaker Akui Sudah Berikan Tanda Terima Klaim JKP
Soal aset dari Yayasan sendiri, imbuh Rahmatullah, nantinya akan ada tim khusus dari Pemerintah, Kejaksaan, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kementerian Agama dan beberapa lainnya. Namun, hal itu akan dilakukan secara bertahap.
“Aset wakaf yang dikelola yayasan akan diserahterimakan kepada DKM,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung Masjid Agung Rohman menyatakan, berharap pembenahan Masjid Agung bisa secepatnya dilakukan. Hal itu agar nantinya semua fasilitas menjadi nyaman untuk para jamaah.
Baca Juga: Pemprov Banten Bebaskan Pajak Mutasi Kendaraan, Targetkan Rp35 Miliar Pendapatan Daerah
“Semoga saja bisa dibenahi. Supaya jamaah juga bisa nyaman,” ungkapnya.
Sebenarnya, imbuh Rohman, yang paling membuat kendala adalah saat ramai seperti salat Jumat. Hal itu membutuhkan tempat wudu dan toilet yang cukup banyak karena jamaah banyak.
“Kalau saat salat Jumat saja. Akhirnya kan harus menunggu lama saat antre,” jelasnya.
Baca Juga: Batalkan Niat Bekerja, Mimpi Pendidikan Anak Kuli Bangunan di Lebak Diwujudkan oleh Sekolah Rakyat
Belum lagi, papar Rohman, yang paling membuat tidak nyaman adalah saat ada tamu dari luar daerah. Sebab, Masjid Agung menjadi salah satu ikon masyarakat.
“Malu saja saat nanti ada tamu dari luar. Kan ini ada di jalan dan biasa banyak orang yang memanfaatkan untuk istirahat dan lainnya,” pungkasnya.***
 
			
















