BANTENRAYA.COM– Sebanyak 20 mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 4 Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), belajar debus yang merupakan salah satu kesenian asli Banten.
Kegiatan yang termasuk dalam Modul Nusantara ini langsung dipimpin oleh Dosen Pembimbing Qory Jumrotul Aqobah dan Liaison Officer (LO) Kelompok V PMM Batch 4 Dea Ananda di Padepokan Pencak Silat Bandrong Badak Putih di Kota Cilegon.
Ketua Padepokan Pencak Silat Bandrong Badak Putih Fatwa dalam sambutannya menyampaikan bahwa kesenian debus merupakan kesenian asli dari Banten dan tidak ada di provinsi lain.
Baca Juga: Dituding Curi Uang Rp50 Ribu, Mahasiswi Poltekkes Dinonaktifkan
Di lokasi yang sama, Dosen Pembimbing Qory mengatakan, bahwa alasan memperkenalkan debus Banten kepada para mahasiswa PMM 4, karena debus merupakan kesenian tradisi khas Banten yang unik dan tidak dapat ditemui di provinsi lain.
“Debus merupakan kesenian tradisi khas Banten, yang merupakan penggabungan antara unsur agama dan kesenian. Debus sendiri memiliki nilai sejarah, karena dikenalkan oleh Sultan Maulana Hasanuddin untuk melawan penjajah di tanah Banten,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa alasan utama memilih Padepokan Pencak Silat Bandrong Badak Putih sebagai tujuan kunjungan kali ini adalah, karena padepokan tersebut menjadi salah satu pelestari kesenian debus yang menampilkan secara langsung pertunjukannya.
Baca Juga: Modus Pura-Pura Pilih Barang, Emak-Emak Berkacamata Curi Gelang Emas di Pasar Rau
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak Robby Rangga Wijaya mengaku kagum terhadap kesenian debus, dikarenakan pada pengamalannya terdapat beberapa syarat yang harus dilalui, mulai dari puasa, wirid hingga keyakinan terhadap Allah SWT.
“Saya baru tahu bahwa sebelum melakukan pertunjukannya, mereka harus melalukan beberapa syarat diantaranya puasa, wirid, dan keyakinan terhadap Allah SWT,” ucapnya.
Selain itu, Mahasiswa Universitas Sriwijaya Restya Adinda Alvionita menyampaikan perasaan takjub hingga keheranan ketika pertama kali menyaksikan pertunjukan debus.
Baca Juga: Operasi Penyakit Masyarakat, Polsek Cikande Razia Warem dan Amankan 11 Wanita Diduga PSK
Terlebih ketika pertunjukan debus basah, dimana para pendekar melakukan adegan yang membuatnya takut bercampur kagum.
“First impression saya melihat pertunjukan debus ini yaitu takjub, heran, ngeri sekaligus membuat rasa penasaran saya teruji. Apalagi ketika saya melihat pertunjukan debus basah, dimana para pendekar mempraktekan adegan-adegan yang berhasil membuat saya takut bercampur dengan takjub,” ujarnya.
Ia juga berharap bahwa melalui Modul Nusantara ini, semoga kesenian debus dari Banten dapat terus dilestarikan oleh masyarakat Banten dan diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia melalui cerita dari mahasiswa PMM yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.***