BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kota atau Pemkot Cilegon diminta tidak ketergantungan dengan dana transfer dari pemerintah.
Pemkot Cilegon juga diminta berinovasi dalam menggenjot pendapatan asli daerah atau PAD.
Saat ini, pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau APBD Perubahan Kota Cilegon 2022 yang sedang dalam proses pembahasan, PAD justru menurun sementara dana transfer dari pemerintah pusat meningkat.
Koordinator Tim Ahli Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Kota CIlegon Nur Irwantoro mengatakan, rancangan APBD Perubahan 2022 saat ini sedang dibahas.
Baca Juga: Sidang Banding Pemecatan Ferdy Sambo Dipimpin Budi Maryoto, Bagaimana Hasilnya?
Menurutnya, PAD menjadi sorotannya. Di mana, PAD belum ada inovasi dari sumber PAD baru.
“Ada satu contoh PAD dari pajak bumi dan bangunan, dulu kan kalua nilainya RP 100 ribu digratiskan, kalua ini kelihatannya mau dipungut,” kata Nur ditemui di Kantor DPRD Kota Cilegon, Senin, 19 September 2022.
Beberapa janji politik kepala daerah, kata Nur, beberapa postur anggaran yang telah dialokasikan belum terlihat.
Adapun yang belum terlihat yaitu program pembangunan pusat kegiatan kepemudaan, alun-alun di setiap kelurahan serta penyerapan 25.000 tenaga kerja.
“Saat ini tenaga kerja baru pelatihan-pelatihan saja,” ujarnya.
Baca Juga: Malam Ini! Sinopsis Cinta Setelah Cinta Episode 190, Senin 19 September 2022 Beserta Link Streaming
Pada sektor realisasi serapan anggraan juga perlu adanya mekanisme yang lebih cepat untuk menghindari sisa lebih penggunaan anggaran atau Silpa yang tinggi mencapai Rp 470 miliar.
Permasalahan gagal proses seperti gagal lelang maupun gagal bayar harus diminimalisasi di triwulan akhir 2022.
“Itu hal-hal penting di postur anggaran 2022 yang perlu dicermati bareng-bareng,” pintanya.
Potensi PAD, kata Nur, perlu digali. Saat ini potensi PAD hanya yang sudah tergali sebelumnya.
“Pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dari industri besar perlu dilakukan maksimal dikembangkan,” katanya.
Baca Juga: Viral dan Menghebohkan, Seorang Ibu Tewas Gantung Diri Usai Bunuh Dua Anaknya
Di tempat yang sama, Tim Ahli Pimpinan DPRD Cilegon Bidang Pembangunan Sutisna Abas mengatakan, potensi PAD pad aAPBD Perubahan 2022 dari RP 808 miliar akan menurun menjadi RP 774 miliar.
Berkurang sekitar Rp 30 miliar pada APBD PErubahan 2022. “Sejatinya Cilegon Ketika awal dibentuk sebagai daerah baru menjadi daerah mendiri.
Tetapi hari ini, PAD menurun, dana transfer dari pusat meningkat,” kata Tisna kepada awak media.
Dana transfer pada APBD Perubahan 2022 dari sebelumnya Rp 920 miliar menjadi RP 990 miliar.
“Ini menjadi kekhawatiran kita karena Pemkot Cilegon tergantung dana transfer dan tidak bisa menggali PAD. Beberapa kali sudah kami sampaikan ke Pimpinan DPRD untuk disampaikan ke Pemkot Cilegon. Walikota yang dituntut mencari potensi PAD baru,” ujarnya.
Baca Juga: Kronologi dan Alasan Terjadinya Peristiwa G 30 SPKI, Sejarah Kelam Bangsa Indonesia
Kata Sutisna, Pemkot Cilegon diminta berinovasi mencari PAD baru atau paling tidak memertahankan yang sudah dicapai saat ini, bukan malah menurun.
“Dana transfer dari pemerintah daerah pasti ada syarat, Ketika pelaporan ada kendala pasti akan diturunkan, apabila terjadi disharmonisasi pemerintah daerah dan pusat pasti akan terganggu juga, sementara ini ada potensi yang bisa digali oleh daerah,” jelasnya.
Ia menambahkan, rendahnya serapan anggaran hingga saat ini yang baru 47 persen bisa berpotensi terjadi kenaikan silpa pada tahun ini.
“Pengelola negara ini dituntut serius menyejahterakan rakyat, hilangkan ego pribadi, program akan berjalan dengan baik. Selagi masih ada kepala OPD enggan melakukan program, karena ada sesuatu di luar kewenangan yang bisa mengganggu di kemudian hari, kalua ini masih ada, program tidak akan berjalan,” ucapnya.***

















