BANTENRAYA.COM – Upaya menyelamatkan badak Jawa (Rhinoceros sondaicus), satu-satunya spesies badak bercula satu yang tersisa di dunia dan hanya hidup di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), memasuki babak baru.
Pemprov Banten resmi menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Operasi Merah Putih Translokasi Badak Jawa.
Itu adalah sebuah program konservasi yang melibatkan pemindahan badak unggul ke kawasan semi-liar sebagai langkah penyelamatan jangka panjang.
BACA JUGA: BRIN Ajak Warga Lebak Nabung di Bank Sampah, Bisa Dapat Rp500 Ribu
Dukungan tersebut disampaikan Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten EA Deni Hermawan dalam kegiatan Sosialisasi Operasi Merah Putih di Hotel Aston, Serang, Senin 13 Oktober 2025.
Deni, membacakan sambutan Sekretaris Daerah Provinsi Banten, menegaskan bahwa pelestarian badak Jawa adalah bagian dari komitmen Pemerintah Provinsi Banten terhadap pembangunan berkelanjutan.
“Pemerintah Provinsi Banten mengucapkan terima kasih kepada Tim Operasi Merah Putih Translokasi Badak Bercula Satu sebagai upaya kita dalam pelestarian hewan endemik Provinsi Banten di Taman Nasional Ujung Kulon,” ujar Deni.
BACA JUGA: Australia Tambah Beasiswa Kuota Kuliah Gratis untuk Asia Tenggara, Termasuk Indonesia
EA Deni Hermawan menambahkan upaya ini merupakan bentuk kerja kolaboratif jangka panjang. Deni juga menekankan bahwa Pemprov Banten siap mendukung pelestarian ini melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bekerja sama dengan TNI, Polri, LSM, dan masyarakat.
“Kita berupaya menciptakan ruang hidup yang lebih aman dan mendukung perkembangan populasi badak bercula satu agar terhindar dari kepunahan,” tegasnya.
Asisten Daerah II Sekretariat Daerah Kabupaten Pandeglang, Nuriah, menegaskan komitmen daerah dalam menjaga satwa ikonik tersebut.
Dia mengatakan, translokasi ini bukan pekerjaan satu pihak. Pemerintah daerah, komunitas, dan berbagai pemangku kepentingan terlibat dalam mendukung upaya penyelamatan badak Jawa.
“Di Pandeglang badak Jawa bertahan dan berjaya. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terus berupaya menjaga TNUK dan satwa endemiknya,” katanya.
Kepala Balai TNUK, Ardi Andono, mengungkapkan langkah translokasi menjadi sangat mendesak mengingat kondisi genetika badak Jawa yang semakin mengkhawatirkan.
Kelahiran Badak Jawa Hanya 3 Ekor per Tahun
Dalam dua dekade terakhir, laju kelahiran badak hanya berkisar tiga ekor per tahun. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat inbreeding (perkawinan sedarah) mencapai 58 persen, menyebabkan penurunan kualitas genetik dan bahkan cacat lahir. Dia pun menargetkan translokasi bisa dilakukan tahun 2025 ini.
“Setelah kita teliti, ternyata DNA badak Jawa menurun cuma ada dua. Sudah terjadi perkawinan sedarah yang menyebabkan kecacatan. Kalau dibiarkan, dalam tempo kurang dari 45 tahun bisa punah,” jelas Ardi.
Ancaman lain datang dari faktor eksternal seperti potensi letusan Gunung Anak Krakatau yang dapat memicu tsunami dan mengancam seluruh populasi badak yang terpusat di satu lokasi.
Melalui program ini, dua individu badak unggulan, yaitu Mustafa (jantan, haplotipe 1) dan Desi (betina, haplotipe 2) akan dipindahkan ke Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA), zona khusus seluas 5.100 hektare yang berada di dalam kawasan TNUK.
Area ini dirancang menyerupai habitat alami badak dan akan difungsikan sebagai pusat penelitian, pendidikan, dan wisata konservasi.
“Yang kita perbanyak haplotype 2 yang jumlahnya berkurang. Nanti anaknya kita lepasliarkan ke alam untuk memperbaiki keturunan,” tambah Ardi.
Langkah translokasi juga dinilai sejalan dengan pengembangan Geopark Nasional Ujung Kulon yang menekankan nilai-nilai konservasi berbasis masyarakat.
Dengan pelibatan warga sekitar dan pembukaan akses edukatif di JRSCA, diharapkan muncul kesadaran baru tentang pentingnya menjaga ekosistem dan biodiversitas lokal.
Disampaikan Ardi, vegetasi di JRSCA sama dengan di kawasan utama TNUK, sehingga badak tidak akan mengalami kesulitan beradaptasi.
Setiap pedok yang disiapkan pun memiliki sistem pagar terbuka, memungkinkan anakan badak yang telah cukup usia dilepas kembali ke alam. ***