BANTENRAYA.COM – Kafilah Cabang Kaligrafi atau Khattil Quran menghabiskan modal jutaan rupiah dalam gelaran Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Kota Cilegon ke XXIV.
Jutaan rupiah tersebut diperuntukkan untuk membeli alat dan bahan dalam lomba.
Salah satu kafilah kaligrafi yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, modal yang diberikan dari kecamatan hanya Rp500 ribu untuk membeli alat dan bahan.
BACA JUGA: Manfaatkan Program BPRS CM, 588 UMKM Pinjam Kredit Mikro Amanah
Namun, untuk bisa menyiapkan alat dan bahan yang bagus dirinya mengeluarkan kocek hamper Rp3 juta rupiah.
“Modalnya jutaan rupiah. Untuk cat Lukis saja itu tu botol yang lumayan bagus harganya Rp200 ribu. Butuh minimal 15 jenis warna, belum agi kuasnya itu harganya bisa sampai Rp125 ribu satu butuh 3 sampai 4 kuas dengan ukuran yang beda kecil dan besarnya,” katanya, Sabtu (28/9).
Ia menjelaskan, dalam cabang kaligrafi cukup melelahkan. terlebih lagi dirinya ikut dalam mata lomba kontemporer atau melukis. Waktu yang diberikan hingga 8 jam.
“Mulai itu pukul 8.30 WIB dan selesai pukul 16.30 WIB. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” jelasnya saat ditanya lelahnya mengangkat kuas hingga 8 jam saat menggambar kaligrafi.
BACA JUGA: Polda Banten Tangkap Sekretaris LSM, DPO Pemerasan Pabrik Limbah di Jawilan
Belum lagi, paparnya, tidak mudah dalam memadukan ayat al quran dengan konsep gambarnya. Sebab, itu harus nyambung antara ayat dan lukisannya.
“Pertama pasti buat konsepnya dulu, baru imajinasi lukisan dan warna dibutuhkan untuk bisa mendapatkan hasil yang terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, Koordinator Dewan Hakim Cabang Khattil Quran Muktillah menjelaskan, jika ingin hasilnya baik, maka tentu salah satunya alat dan bahan yang mendukung. Minimal, modal yang ideal yakni Rp5 juta untuk alat dan bahan.
“Sudah bisa menilai dari alat dan bahannya saja. Kalau yang lengkap dan bagus itu minimal bisa sampai Rp5 juta. Karena warna itu bisa mencapai 40 warna lebih untuk kontemporer,” jelasnya.
BACA JUGA: Axis Nation Cup 2025 Jabodetabek Cetak Enam Jawara, Masuk Grand Final Nasional
Muktillah menyampaikan, untuk peserta sekarang dirinya mengakui secara bakat sudah sangat luar biasa. Tinggal pemahaman dan update tentang khattil quran saja yang harus ditingkatkan. Sebab, teknik dan metodenya selalu berkembang setiap tahunnya.
“Kelihatannya kalua dari kemampuan sudah baik, tinggal memang yang masih kurang adalah para kafilah belum update tentang perkembangan Teknik dan metodenya. Sebab, setiap tahun pasti ada yang baru,” ujarnya.
Artinya, lanjut Muktillah, anak-anak juga harus belajar soal kemampuan khattil dari sisi pengetahuan dan ilmunya. Misalnya soal mazhab atau jenis khat, kaidah tulisan agar tidak salah.
“Misalnya hamzah saja itu banyak penempatannya dan itu ada kaidahnya. Ini tentu yang harus bisa ditingkatkan kemampuan pengetahuannya,” ucapnya.
Belum lagi, papar Muktillah, sekarang sudah ada khattil quran digital. Dimana, menggambar dengan tablets.
“Sekarang ada juga yang menggunakan digital atau alat tab untuk kaligrafi. Artinya ini terus berkembang,” pungkasnya. ***