BANTENRAYA.COM – Denny Siregar meminta Menteri Koordinator Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mundur dari jabatan mereka.
Permintaan agar Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir sebagai menteri lantaran Denny Siregar menilai keduanya tidak bisa memposisikan diri sebagai pejabat dan pengusaha.
Tuntutan Denny Siregar agar Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir mundur sebagai menteri disampaikannya dalam sebuah video yang diunggah akun YouTube @2045 TV.
Baca Juga: Walikota Serang Ajak ASN Tauladani Akhlak Rasulullah SAW: Kerja yang Bagus dan Jangan Korupsi
Tuntutan Denny Siregar ini berkaitan dengan kebijakan kementerian yang mewajibkan tes PCR bagi masyarakat yang mau naik pesawat meski sudah melakukan vaksinasi dua kali dan menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
Kemudian terkuak dugaan perusahaan milik atau terafiliasi dengan Luhut dan Erick msmiliki saham pada perusahaan penyedia alat kesehatan, salah satunya PCR.
Bahkan diduga keuntungan dari bisnis PCR mencapai triliunan rupiah.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca di 10 Wilayah Provinsi Banten, Waspadai Hujan Petir dan Angin Kencang
“Maaf, ya, Bapak-bapak Menteri yang terhormat. Seharusnya budaya malu harus dibangun sejak dini. Kalau memang terbukti bahwa ada gesekan kepentingan antara kebijakan dan cuan, ya mending mundur aja deh,” kata Denny dikutip Bantenraya.com, Kamis, 4 November 2021.
Bahkan secara tegas Denny meminta Luhut dan Erick agar memilih apakah tetap ingin menjadi menteri atau pengusaha.
“Jadilah menteri. Atau jadi pengusaha saja. Biar jelas sekalian,” katanya.
“Kalau terbukti dan kalian masih ngotot dengan jabatan, malu sama anak cucu kita nanti yang diajari tebal muka meski sudah dapat tamparan keras di wajah,” katanya melanjutkan.
Denny menuturkan, pejabat di Indonesia memang seperti itu, bila tidak korupsi uang biasanya korupsi kebijakan.
“Pejabat Indonesia memang suka begitu. Enggak korupsi uang, ya korupsi kebijakan. Dan ini sudah dipupuk sejak zaman Orde Baru dan enggak hilang sampai sekarang,” tuturnya.
Baca Juga: Bongkar Skema Jahat Money Game dan Forex, Pakar Kartu Kredit Roy Shakti: Itu Penipuan
PCR menurutnya barang yang sangat mahal dan di banyak daerah mencarinya juga tudak gampang. Bayangkan pada saat itu untuk satu kali tes PCR harus megeluarkan uang Rp1 juta lebih untuk sekali jalan. Jauh lebih mahal dari harga tiket pesawat.
Hasil tes PCRjuga baru bisa diketahui hasilnya setelah 24 jam. Bila mau cuma 4 jam juga bisa tapi harus membaar lebih mahal.
“Entah karena apa, ya, komunikasi dan koordinasi di antara para menteri itu sangat buruk sekali. Ada ego sektoral yang enggak bisa hilang. Entah karena mereka itu ego atau karena cuan sendiri-sendiri,” ujarnya. ***