BANTENRAYA.COM– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menegaskan tidak akan menggelontorkan dana penyertaan modal bagi PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) dalam waktu dekat.
Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Wakil Gubernur Banten A Dimyati Natakusumah yang menyebut jika langkah itu merupakan keputusan strategis untuk memastikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut berbenah terlebih dahulu.
“BUMD dikembalikan untuk investasi, enggak boleh ada tantiem. Pak Prabowo juga memutuskan hal yang sama, tantiem itu untuk penguatan modal usaha dan itu selaras dengan bapak Presiden,” ujar Dimyati, Rabu (27/8/2025).
Baca Juga: Kawasan Royal Serang Bersih dari PKL dan Bakal Jadi Sentra Ekonomi Baru
Menurutnya, persoalan yang membelit PT ABM bukan sekadar soal kinerja keuangan, melainkan juga tata kelola yang dinilai bermasalah. Untuk itu, Pemprov Banten sudah melakukan langkah cepat, salah satunya dengan mengganti pucuk pimpinan perusahaan.
“Ada ABM sudah dihentikan direkturnya. Sekarang Plt direktur PT ABM dari saudara Yoga jadi saudara Babar. Nanti kita juga akan cek yang lainnya, kita ingin coba diperbaiki dulu,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai desakan pembubaran dari legislator, Dimyati menilai langkah tersebut tidak bisa sembarangan diambil. Menurutnya, membubarkan BUMD justru berisiko menimbulkan persoalan yang lebih besar, termasuk kerugian berlipat bagi daerah.
Baca Juga: Bupati Pandeglang Dilantik Jadi Ketua Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka
“Kalau dibubarkan, kerugiannya besar, multiplayernya besar. Misalnya bank Banten kalau dibubarkan berat, berapa harus membayar ke nasabah. Yang namanya perbankan ada tabungan di dalam, dan bank itu menerima pinjaman dari luar,” tegasnya.
Dimyati menerangkan, untuk sementara, Pemprov Banten akan fokus mengidentifikasi akar masalah PT ABM sebelum memutuskan langkah berikutnya. Dimyati memastikan penyertaan modal akan tetap ditahan sampai ada kepastian perbaikan.
“Kita pasang birokrat dulu untuk pimpin ABM itu, agar dia melakukan identifikasi, lihat persoalannya apa, daftar persoalannya apa. Sementara dana masih kita hold dulu sebelum Pak Babar minta dibuka. Awalnya memang banyak yang minta dibuka, tetapi sekarang kita hold dulu,” tandasnya.
Baca Juga: 5 Pasar Tradisional di Serang Terbengkalai, DPRD Desak Pemkot Bertindak
Sementara itu, terpisah, Gubernur Banten Andra Soni menegaskan dukungannya terhadap langkah evaluasi BUMD yang dilakukan Wagub. Menurutnya, PT ABM menjadi salah satu perusahaan daerah yang diputuskan untuk dinonaktifkan sementara sambil menunggu hasil audit keuangan.
“Ada beberapa BUMD yang kita targetkan, saya sebutkan salah satunya Agrobisnis Banten Mandiri (ABM), untuk sementara kita off-kan,” kata Andra.
Ia menambahkan, pemerintah telah memberikan tenggat waktu panjang kepada jajaran direksi maupun komisaris PT ABM untuk menyelesaikan persoalan laporan keuangan. Selanjutnya, hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan menjadi dasar menentukan langkah ke depan.
Baca Juga: Sekda Cilegon Dorong OPD Berperan Maksimal Sukseskan MTQ dan Targetkan Lahirkan Kafilah Terbaik
“Pak Wagub sudah memberikan waktu yang cukup banyak untuk mengurus persoalan itu, tinggal nanti diaudit dulu oleh BPKP,” jelasnya.
Andra juga menegaskan bahwa tahun ini Pemprov Banten tidak akan memberikan dana segar kepada PT ABM. Ia menekankan, fokus pemerintah saat ini adalah membenahi BUMD yang tidak produktif agar bisa kembali berperan sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
“PT ABM tidak termasuk dalam BUMD yang akan menerima penyertaan modal. Saya sudah memberikan delegasi kepada Pak Wagub untuk memfokuskan diri terkait beberapa BUMD kita yang tidak produktif. Akan kita evaluasi, karena tujuan BUMD itu salah satunya adalah menopang kegiatan pemerintahan dalam bidang usaha,” ujarnya.
Baca Juga: Naker Fest 2025 di Serang Dibanjiri Pencaker, 42 Perusahaan Sediakan 1.500 Loker
Menurut Andra, keberadaan BUMD seharusnya bisa menjadi penguat ekonomi lokal.
“Mestinya BUMD kita bisa eksis menjadi penggerak ekonomi lokal, karena Banten merupakan daerah kelima dengan realisasi investasi terbesar di Indonesia dua tahun berturut-turut,” pungkasnya.***