BANTENRAYA.COM – Meski belum bisa dipastikan kapan akan terjadi, potensi Tsunami Megathrust masih mengancam wilayah Banten.
Untuk itu, masyarakat perlu diberikan pendidikan terkait upaya penyelamatan dari bencana Tsunami Megathrust.
Kepala Stasiun Geofisika Klas I Tangerang Suwardi mengatakan, ada empat sumber potensi gempa bumi dan tsunami di wilayah Provinsi Banten.
Baca Juga: Butuh Uang untuk Aqiqahan, Seorang Ayah di Kota Serang Nekat Curi Kamera
Keempatnya adalah zona Megathrust M8,7, zona sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon, zona Graben Selat Sunda, dan gunung Anak Krakatau.
Zona Megathrust M8,7 rawan terjadinya gempa bumi dan tsunami, zona sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon rawan terjadinya gempa bumi dan tsunami, zona Graben Selat Sunda rawan terjadinya longsor dasar laut, dan gunung Anak Krakatau rawan terjadinya erupsi gunungapi.
“Keempat kerawanan ini pemicu tsunami,” kata Suwardi saat Focus Group Discussion Mitigasi dan Pengurangan Bencana Melalui Pendidikan yang digelar Sekolah Staf Dinas Luar Negeri Pusdiklat Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan BPBD Provinsi Banten di Aula BPBD Provinsi Banten di Jalan Syekh Nawawi Al Bantani, Kota Serang, Banten, Kamis (24/10/2024).
Baca Juga: Sukses di Dunia Otomotif, Bos Mitsubishi Banten Sempatkan Memasak Untuk Keluarga
Selain itu, kata Suwardi, Provinsi Banten juga berdekatan dengan 3 zona sesar aktif, yaitu Sesar Sunda, Sesar Cimandiri, dan terusan Sesar Baribis.
Stasiun Geofisika Klas I Tangerang bahkan sudah memasang beberapa alat deteksi pada wilayah Sesar Baribis.
“Pusat Studi Gempa Nasional mengungkapkan bahwa zona Megathrust Selat Sunda dan Selatan Jawa Barat memiliki potensi gempa dengan magnitudo 8,7,” ujarnya. ***