BANTENRAYA.COM – Stok beras di Kabupaten Lebak hingga akhir tahun 2024 terjaga, bahkan diklaim mengalami surplus atau stoknya melebihi kebutuhan.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, hasil panen petani padi di Kabupaten Lebak sampai Juli 2024 mencapai 240.164 ton atau surplus beras 156.725 ton
Asisten daerah atau Asda II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Lebak Ajis Suhendi mengatakan, kebutuhan beras per kapita penduduk yang berjumlah 1.407.857 jiwa sebesar 101,6 kilogram per tahun, total kebutuhan beras penduduk Kabupaten Lebak untuk setahun adalah sekitar 143.038 ton.
“Alhamdulilah tahun 2024 ini kita aman meskipun musim kemarau. Beras dihasilkan oleh petani di Lebak pada Juli 2024,” kata dia kepada Bantenraya.com, Selasa 10 September 2024.
Ia menuturkan, produksi padi di Kabupaten Lebak selama ini di atas rata-rata nasional.
Baca Juga: Pemprov Banten Diminta Turut Mengurangi Emisi Melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 2030
“Karena itu, untuk memenuhi ketahanan pangan pihaknya akan terus mendorong peningkatan produksi gabah karena, Kabupaten Lebak merupakan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten,” pungkas Ajis.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat menambahkan, sejumlah daerah sentra padi di Lebak sudah mulai memasuki musim panen, karenanya, dipastikan surplus beras akan semakin tinggi.
“Kita optimis target produksi beras 512.951 ton tercapai. Apalagi, kini didukubgan dengan pompanisasi bantuan dari Kementanm sehingga, walau kemarau petani bisa tetap melakukan tanam padi,” ungkapnya.
“Begitu juga petani yang telah memasuki masa panen, bisa tetap memanen padinya,” pungkasnya.
Dilanjutkan Rahmat, luas panen dari Januari sampai dengan Juli 2024 seluas 103.432 hektar.
“Untuk kebutuhan beras penduduk Lebak sebesar 143.038 ton beras per tahun atau kebutuhan beras perbulan mencapai 11.920 ton,” paparnya.
Ia menambahkan, Kabupaten Lebak memiliki luas sekira 304.472 Ha terdiri dari lahan sawah seluas 47.760 Ha dan lahan darat seluas 256.711,8 Ha.
“Dari lahan seluas itu sebagain besar adalah kawasan pedesaan yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencarian sebagai petani,” tutup Rahmat.***

















