BANTENRAYA.COM – Otoritas Jasa Keuangan OJK menyampaikan, penurunan jumlah masyarakat kelas menengah dan deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut tidak berpengaruh terhadap perekonomian dan sektor keuangan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Proporsi kelas menengah Indonesia pada tahun 2024 sebanyak 47,85 juta penduduk lebih rendah dibandingkan pada tahun 2019, yakni sebanyak 57,33 juta penduduk, atau turun sekitar 9,5 juta penduduk.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, kondisi tersebut tidak berdampak terhadap perekonomian secara keseluruhan yang masih tumbuh diatas 5 persen ditengah ketidakpastian ekonomi global.
Begitu juga dari sisi deflasi, meskipun sudah terjadi selama empat bulan berturut, kondisi inflasi masih berada di angka 1,9 persen, dalam artian masih terjaga dengan baik.
Adapun pada sektor jasa keuangan, kredit perbankan tumbuh 12,4 persen, piutang perusahaan tumbuh 10 perswnn, dan otstanding meningkat 3,97 persen pada periode Juli 2024.
“Kita simpulkan terjadinya deflasi dan penurunan kelas menengah bahwa angka yang ada belum memperlihatkan dampak signifikan terhadap sektor perekonomian dan keuangan,” kata Mahendra dalam laporan RDKB OJK, Jumat 6 September 2024.
Baca Juga: Didiuga Terlibat Kasus Penipuan, Pegawai Steam Motor di Kota Serang Nekat Jual Motor Dinas TNI
OJK bersama pemerintah juga berupaya melakukan antisipasi dampak negatif dari kondisi deflasi dan pengurangan masyarakat kelas menengah.
“Kami terus melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak yang kurang baik, sehingga terjaganya daya beli masyarakat,” papar Mahendra.
Pihaknya juga berharap, kondisi tersebut segera menemukan titik terang sehingga Indonesia mengalami perbaikan dalam sektor perekonomian secara keseluruhan.
Baca Juga: Air Bersih Siap Minum, Kereta Otonom, Hingga Smart Home Hadir di IKN
“Tentu kita berharap akan terjadi kondisi tersebut, malah kita berharap kinerja dan sektor dan perekonomian dapat terjaga dengan baik,” kata Mahendra.***