BANTEN RAYA.COM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten mengklaim jika angka inflasi di Banten masih sangat terkendali. Meskipun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terdapat kenaikan persentase sebesar 0,15 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Daerah (Plh Sekda) Provinsi Banten Virgojanti mengatakan, secara umum angka inflasi di Banten masih terkendali. Ia menyebutkan bahwa, adanya kenaikan disebabkan beberapa komoditas di luar pangan, seperti pengaruh adanya kenaikan harga emas beberapa waktu ini.
“Untuk angka inflasi kita secara umum masih sangat terkendali. Memang, berdasarkan data dari BPS, inflasi kita mengalami kenaikan menjadi 2,45 dari 2,30, akan tetapi itu masih terkendalu. Karena, sesuai dengan amanat bapak Presiden, inflasi maksimal yang harus kita jaga adalah di atas 2,5 persen plus minus satu. Jadi, secara umum inflasi kita masih dikatakan terkendali,” kata Virgojanti kepada wartawan usai mengikuti agenda Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri RI) secara daring, pada Selasa (3/9/2024).
“Kalau saya perhatikan juga, adanya kenaikan (inflasi,-red) ini disebabkan bukan dari sektor pangan, melainkan karena kebutuhan-kebutuhan pribadi dan juga perhiasan atau emas. Akan tetapi, untuk pangan itu angkanya cenderung menurun bahkan malah deflasi. Adapun yang masih menjadi penyumbanh inflasi di kita dalam sektor pangan itu adalah beras dan cabai rawit. Tapi angkanya tidak terlalu besar,” sambungnya.
Virgojanti menuturkan, dalam rangka mengendalikan inflasi di Provinsi Banten, pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dan pemerintah daerah lain yang ada di Provinsi Banten. Ia menjelaskan, angka inflasi di Banten harus tetap dijaga dalam batas aman agar mencapai titik kesimbangan antara konsumen dan produsen.
Baca Juga: Paguyuban Budak Banten Pilih Dukung Zakiyah-Najib Hamas di Pilkada Kabupaten Serang
“Dalam rangka kita mengendalikan inflasi, tadi saya sudah mintakan kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan, PT ABM, Bulog, dan juga Pemda se-Provinsi Banten untuk turut mengendalikan inflasi khusunya pada sektor pangan. Tapi memang, kita juga tidak bisa untuk menurunkan inflasi sampai pada titik yang terlalu rendah sekali, karena kasian para produsen nanti mereka tidak memperoleh margin. Jadi kita jaga agar angka inflasi kita tetap terkendali di bawah target nasional,” jelasnya.
Virgojanti juga mengatakan, berdasarkan data yang ia terima dari Dinas Pertanian Provinsi Banten, di Banten sedang mengalami musim panen raya untuk komoditas beras. Ia juga mengatakan bahwa, pihaknya telah meminta agar PT ABM dapat menyerap hasil panen dari petani-petani lokal.
“Saat ini kita sedang memasuki panen raya, dan tadi saya dapat informasi dari Dinas Pertanian bahwa hasil panen kita semuanya bagus dan tidak ada puso. Saya juga mengimbau kepada PT ABM selaku BUMD milik Banten dapat menyerap hasil panen dari petani-petani lokal yang ada. Dan kepada Bulog juga saya minta untuk terus menyalurkan beras SPHP kepada masyarakat, karena dikhawatirkan ada kenaikan harga menjelang hari-hari politik jelang Pilkada,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid mengatakan, dalam kegiatan panen raya yang terjadi saat ini, potensi puso di Banten hampir sangat minim terjadi. Karena, kata dia, Pemprov Banten telah mengadakan sistem pompanisasi.
“Belum ada, kita pastikan itu betul (tidak ada puso, -red), akurat. Bahkan sekarang mau memasuki panen raya di minggu ketiga,” jelasnya.
“Panen raya sekitar 40 ribuan hektar di bulan Agustus,” tambahnya.
Baca Juga: Airin Masif di Darat, Andra Harus Main di Udara
Agus juga menjelaskan, di bulan Agustus kemarin, telah terjadi panen di lahan seluas 49.930 hektar, yang menghasilkan beras sebanyak 183.837 ton dan memberikan surplus sebesar 64.159 ton. Untuk puncak panen raya itu sendiri, kata Agus, akan terjadi pada bulan September 2024.
“September akan terjadi panen 56.557 hektar, menghasilkan beras 28.235 ton dan menghasilkan surplus 58.558 ton. Dan sampai dengan Oktober masih terjadi surplus 13.898 ton,” terangnya.
Sebagai informasi, BPS Provinsi Banten telah merilis data indeks perkembangan harga konsumen (IHK) bulan Agustus 2024. Dalam data tersebut, angka inflasi di Provinsi Banten mengalami kenaikan secara year on year (y-o-y) menjadi 2,45 dari sebelumnya di 2,30 persen. Adapun komoditas penyumbang inflasi yang terjadi saat ini disebabkan oleh emas perhiasan sebesar 0,22 persen, beras 0,17 persen, nasi dengan lauk 0,15 persen, sigaret kretek mesin 0,14 persen, dan cabai rawit sebesar 0,14 persen. (***)