BANTENRAYA.COM – Bakal calon Gubernur Banten Airin Rachmi Diany mengklaim sudah berkeliling ke 1.000 desa lebih yang ada di Provinsi Banten. Ini juga menjelaskan mengapa hasil survei Airin selalu unggul dibandingkan dengan calon lain. Meski demikian, Andra Soni masih bisa melawan ketangguhan Airin dengan melakukan strategi perang di udara atau di media sosial.
Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Provinsi Banten Syaeful Bahri mengatakan, Airin menyatakan telah berkunjung ke 1.435 desa atau 90 persen lebih desa yang ada di Provinsi Banten. Sebab saat ini ada 1.500-an desa di Provinsi Banten.
“Sudah ada statement (dari Airin-red) dan bisa diverifikasi,” ujar Syaeful, Selasa (3/9/2024).
Syaeful mengatakan, pilgub dan pilpres sebetulnya adalah perperangan udara. Siapa yang bisa memenangkan perang udara dengan mengambil hati pemilih milenial, maka akan bisa memenangkan pilkada ini. Sesuai data Pemilu 2024 yang lalu, 57 persen atau bahkan 58 persen jumlah pemilih yang masuk ke dalam DPT Pileg lalu masuk ke dalam pemilih milenial.
“Kandidat yang menguasai peperangan udara berpotensi menang, karena pilbgub itu areanya luas,” katanya.
Baca Juga: Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Ikan di Sungai Ciujung Mati Masal
Hal itu juga yang terjadi pada saat Pilpres 2024. Prabowo Subianto yang sebelumnya terlihat tegas dan garang saat dua kali melawan Jokowi malah berubah menjadi sosok yang jenaka dan jauh dari kesan serius pada Pemilu 2024 yang lalu. Tubuh Prabowo yang gemoy menjadi titik point mengubah kesan garang Prabowo menjadi lebih jenaka. Ditambah dengan dibuatnya joget gemoy yang diiringi dengan musik yang asyik, membuat kesan menyenangkan dan diterima oleh pemilih milenial.
Menurut Syaeful, pemilih milenial tidak suka dengan hal-hal yang serius, misalkan diskusi politik. Mereka lebih suka hal-hal ringan dan menyenangkan.
Karena itu, dia menyarankan agar Andra menggunakan jalur udara atau jalur teknologi informasi, sosial media, untuk bisa mengimbangi keunggulan Airin. Dengan melakukan peperangan di udara, maka masyarakat akan dibombardir selama 24 jam dengan konten yang dibuat yang masuk ke ponsel pemilih. Kelebihan peran melalui udara menurut Syaeful adalah dia bisa kapan saja dan tidak dibatasi oleh waktu kampanye.
“Tapi ini high cost, misalnya untuk menyewa influencer dalam perang udara di media sosial itu high cost,” ujarnya.
Menurut Syaeful, waktu selama 2,5 bulan yang tersisa sebelum hari pencoblosan masih cukup bagi Andra untuk bisa mengejar elektabilitas Airin yang sudah tinggi. Dia melihat tidak ada acara lain untuk bisa mengerek elektabilitas Andra selain dengan mengerahkan pasukan udara dalam perang udara melalui TikTok dan media sosial lain.
Baca Juga: Galeri Investasi FEB Untirta Gelar Seminar Investasi, dari Pasar Modal hingga Reksa Dana
Hal lain yang tidak boleh dilupakan, kata Syaeful, harus ada inovasi kampanye agar bisa mengambil hati pemilih milenial. Kampanye yang dibuat tidak boleh kampanye konvensional, melainkan kampaye yang jenaka, ceria, dan menyenangkan.
“Itu karena segmen milenila nggak mau terlalu serius,” katanya.
Sebab kampanye yang tidak menarik maka akan mudah dilupakan. Padahal, kepentingan calon adalah agar pemilih bisa ingat si calon dan lalu memilih si calon di bilik suara.
Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul mengatakan, area pertarungan Pilgub Banten sesungguhnya ada di wilayah Tangerang Raya. Sebab dari jumlah pemilih daerah Tangerang Raya lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Provinsi Banten. Karena itu, kemenangan calon di Tangerang Raya akan menjadi kuci yang menentukan kemenangan di Pilgub Banten.
“Episentrum politik Banten itu ya di Tangerang Raya. Suka atau tidak suka,” katanya.
Pemilih di Tangerang Raya menurut Adib sangat variatif. Ada pemilih rasional, pemilih pragmatis, bahkan Gen Z. Karena itu, para calon harus bisa memikat hati para pemilih di Tangerang Raya agar bisa memenangkan Pilgub Banten. (***)