BANTENRAYA.COM – Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Muhamad Akib mengatakan, bakal calon Gubernur Banten Andra Soni masih bisa mengejar ketertinggalan elektablitas dari rivalnya Airin Rachmi Diany.
Meski demikian, Andra harus bekerja keras dengan sangat ekstra untuk bisa mengungguli Airin.
Diketahui, berdasarkan hasil survei yang dikeluarkan LSI, Airin unggul di semua simulasi. Dalam simulasi top of mind, Airin unggul dengan angka 29,6 persen. Kandidat terdekat adalah Arief R Wismansyah dengan angka 6,8 persen.
Baca Juga: Tingkatkan Wawasan Kewirausahaan, Kelompok 72 KKM Uniba Kunjungi UMKM
Lalu dalam simulasi semi terbuka 22 kandidat, Airin juga unggul di angka 45 persen, disusul Rano Karno dengan angka 9,2, Arief Wismansyah dengan anka 8,4 persen, Ahmed Zaki Iskandar dengan angka 7,0 persen, Dimyati Natakusumah dengan angka 5,1 persen, dan Andra Soni dengan angka 4,3 persen.
Dikatakan Akib, elektabilitas Airin unggul karena popularitasnya yang sudah mencapai 92,7 persen, dengan tingkat likeabilty 89 persen. Sementara popularitas kandidat lain relatif rendah, di bawah 50 persen.
“Kecuali Rano Karno dengan popularitas 91,3 persen dan likeabilty 87,4 persen,” kata Akib.
Baca Juga: Kelompok Gabungan KKM Uniba Gelar Baksos Skrining Mata dan Operasi Katarak Gratis
Untuk popularitas Andra Soni, kata Akib, berdasarkan hasil survei tersebut masih rendah, berada di angka 29,6 persen dengan likeabilty 60,1 persen.
Sementara popularitas pasangan Andra, yaitu Dimyati Natakusumah, berada di angka 42,8 dengan likeabilty 78,1 persen.
“Sosialisasi Airin sebagai cagub juga tertinggi. Warga Banten yang mengaku pernah melihat spanduk/ baliho Airin sebanyak 70,9 persen. Jauh meninggalkan kandidat lain,” katanya.
Meski Airin mengungguli Andra, namun peluang untuk bisa meningkatkan popularitas dan likeabilitas masih terbuka lebar.
Dengan sisa waktu kurang lebih tiga bulan, masih cukup untuk bisa meningkatkan popularitas, likeabilitas, bahkan elektabilitas.
“Bicara peluang, tentu masih ada peluang untuk semua kandidat. Andra harus meningkatkan popularitas dan likeabilitas jika ingin elektabilitasnya naik,” kata Akib.
Baca Juga: Kelompok 63 KKM Uniba Sosialisasi Pengelolaan Pemerintah Secara Digital
Menurut Akib, cara yang paling efektif untuk meningkatkan popularitas yaitu dengan memasang spanduk/ baliho sebanyak-banyaknya di lokasi-lokasi strategis.
Dia mengatakan, dengan sisa waktu 3 bulan ke depan, tidak bisa dikatakan peluang hanya milik Airin.
“Jika Andra mampu bergerak cepat mengambil hati pemilih Banten, tentu peluang masih ada. Meski dengan catatan perlu kerja keras dan ekstra,” katanya.
Baca Juga: Unbaja Gelar Pelatihan Wirausaha untuk Santri Pondok Pesantren Asy-Syifa Saruni di Pandeglang
Akib juga menyinggung soal skema kotak kosong yang konon akan diwujudkan di Pilgub Banten.
Menurutnya, skema kotak kosong adalah skema yang tidak sehat untuk iklim demokrasi.
Sebab dengan skema kotak kosong masyarakat sebetulnya tidak diberikan pilihan untuk pemimpin mereka ke depan. Berbeda halnya apabila pasangan calon yang maju lebih dari satu.
Baca Juga: Masih Tak Eksis Setelah Dibentuk, Dinkop-UKM Berharap Pemagangan Koperasi Syariah Menuai Hasil
“Dengan adanya dua atau lebih kandidat, publik lalu memiliki pilihan dan bisa membandingkan gagasan dan program yang diusung oleh masing-masing kandidat,” katanya.
Amas Tadjuddin, tokoh masyarakat Banten, juga sepakat bahwa skema kandidat melawan kotak kosong adalah gagasan yang tidak baik bagi demokrasi Indonesia. Sebab jika kandidat melawan kotak kosong, ketika menang tidak istimewa dan ketika kalah malu luar biasa.
“Nggak ada kebanggaan kalau menang lewat bumbung kosong. Melawan bumbung kosong itu tidak terlalu bermartabat,” katanya.
Baca Juga: Antisipasi Hal Tak Terduga, Pemprov Banten Upayakan Mitigasi Resiko Pilkada 2024
Amas mengatakan, bila dahulu fenomena kotak kosong terjadi karena tidak ada kandidat yang mau maju, misalkan dalam konteks pemilihan kepala desa, saat ini fenomena kotak kosong malah diciptakan. Itu terjadi karena partai politik yang memborong partai sehingga tidak menyisakan kandidat lain untuk berkompetisi. ***

















