BANTENRAYA.COM – Ratusan warga dari tujuh desa dari Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Serang berebut beras Bulog di Kantor Kecamatan Gunungsari dan sempat tidak kondusif.
Akibatnya, sejumlah warga mengeluh lantaran pembagian beras Bulog memakan waktu terlalu lama karena pembagian beras bulog yang tidak teratur.
Warga Desa Ciherang Cupriyah mengatakan, pembagian beras Bulog yang dilakukan sejak pukul 08.00 WIB itu langsung tidak berjalan dengan kondusif.
Baca Juga: Golkar Ikut Gerbong Hasbi-Amir Hamzah di Pilkada Lebak, PDIP Menyusul: Tinggal Menunggu Waktu
“Iya warganya berduyun-duyun jadi tidak kondusif, kalau terus-terusan kayak gini bisa-bisa ada yang pingsan karena enggak kuat karena panas di dalamnya,” ujarnya saat ditemui di Kantor Kecamatan Gunungsari, Kamis 15 Agustus 2024.
Ia menjelaskan, banyak para orang tua yang membawa anak harus rela kembali ke rumah agar anak tetap aman dan tidak berdempetan pada saat pengambilan beras Bulog tersebut.
“Makannya orang tua yang bawa anak banyak yang pulang soalnya kalo ikut masuk takut terjepit warga lain,” katanya.
Baca Juga: 2 Pengedar di Pandeglang Dibekuk 30,6 Gram Sabu Diamankan, 1 Pelaku Berstatus Ibu Rumah Tangga
Cupriyah menuturkan, pembagian beras bulog seharusnya dilakukan di kantor desa masing-masing agar tidak terjadinya kepadatan warga.
“Pengennya kaya dulu di kantor desa, enak tidak ngantre bisa perkelompok per RT, kalau ini kan 7 desa jadi satu jadi banyak yang ngantri juga,” jelasnya.
Warga lainnya Asmawati mengatakan, banyak warga yang antre dari pagi dan belum mendapatkan beras Bulog meski datang lebih awal.
Baca Juga: Kapolres Serang Ikut Mediasi, PT Nikomas Bakal Pekerjakan 200 Tenaga Kerja Bagi Warga Sekitar
“Ngantrenya ada yang dari pagi, saya dari jam 08.00 WIB sampai sekarang jam 11.30 WIB masih belum dapat,” tuturnya.
Ia menuturkan, banyak lansia yang ikut antre dan rela berdempet-dempetan untuk bisa mendapat bantuan beras bulog yang didistrubusikan untuk warga Kecamatan Gunungsari.
“Kasian ada nenek-nenek juga yang ngantri dan ada yang bawa anak terus nangis juga. Pengennya sih kaya yang dulu di Baladesa,” ungkapnya. ***













