BANTENRAYA.COM – Penjual alat kepengkalan sekolah di Pasar Kranggot Cilegon mulai mengeluh.
Pasalnya, sampai sekarang kios miliknya masih sepi dari pembeli.
Jika sebelumnya omset bisa mencapai puluhan juga, maka sejak covid-19 dan beberapa tahun kebelakang sangat sepi dan hanya mencapao jutaan saja selama musim sekolah ajaran baru.
Bahkan, untuk tanggal gajihan saja 27 Juni sampai awal Juli sekarang masih sepi.
Sepinya pembeli tersebut karena ada banyaknya aplikasi jual beli digital, sehingga orang banyak membeli secara daring alias online.
Belum lagi, ekonomi yang melemah banyak orang yang terkena PHK dan sulitnya keuangan, sehingga daya beli menurun.
Adnan salah satu penjual alat sekolah tas dan sepatu mengaku, pada tahun lalu penjualan sudah sangat lesu dan sepi.
“Biasanya sebelum dua tahun lalu atau covid tidak bisa istirahat karena melayani pembeli. Sekarang bisa dilihat sendiri sudah jarang,” katanya memberikan penjelasan lesunya penjualan alat kelengkalan sekolah, Selasa 2 Juli 2024.
Ia menyatakan, pada tahun lalu omset bisa mencapai Rp10 juta selama masa ajaran baru sekolah. Namun, sekarang sudah mau masuk dua pekan depan masih sepi paling hanya Rp5 juta saja.
“Rp10 juta itu sudah turun drastis tahun lalu. Sekarang tambah sepi,” jelasnya.
Baca Juga: RAT KONI Kabupaten Serang 2024, Diharapkan Tumbuhkan Ide Peningkatan Prestasi
Selanjutnya, ia juga mengungkapkan berharap ada kebijakan dari pemerintah untuk bisa membatasi jual beli online agar pedagang tradisional juga mendapatkan keuntungan.
“Kami harap ini bisa menjadi perhatian pemerintah,” tegasnya.
Adnan mengungkapkan, tidak bisa mengimbangi harga online karena langsung dari distributor. Hal itu wajar jika barangnya selisih lebih mahal Rp10 ribu sampai Rp20 ribu.
“Itu kan kalau online jualin harga agen. Itu malah dikami modalnya segitu,” pungkasnya. (***)