BANTENRAYA.COM – Puluhan ribu lulusan Sekolah Menengah Pertama atau SMP di Provinsi Banten terancam tidak dapat menikmati program sekolah gratis tingkat SMA/SMK sederajat dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru atau SPMB tahun ajaran 2025/2026.
Hal ini terjadi karena terbatasnya daya tampung sekolah negeri maupun sekolah swasta yang ikut serta dalam program subsidi pendidikan dari Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Dindikbud Provinsi Banten Lukman, mengungkapkan, dari total 202.876 lulusan SMP di tahun ini, hanya sekitar 166.828 siswa yang dapat tertampung melalui skema sekolah negeri dan swasta gratis.
“Kalau melihat dari jumlah sekolah negeri yang ada di Banten dan sekolah swasta yang ikut program sekolah gratis, itu memang tidak semuanya dapat tertampung. Masih ada sekitar 50 ribuan siswa yang tidak tertampung,” kata Lukman saat dikonfrimasi, Selasa, 17 Juni 2025.
Baca Juga: Jadi Presenter Sehari, Andra Soni Ngaku Pernah Ingin Jadi Wartawan
“Asumsinya kita perkirakan 10 persennya itu akan masuk ke Madrasah Aliyah (MA), sisanya bisa ke pesantren, sekolah swasta non-program, kerja, keluar provinsi, atau bahkan menikah. Tapi nanti akan kita telusuri,” tambahnya.
Lukman mengungkapkan, jumlah kuota penerimaan siswa baru pada tahun ini mencakup 47.700 siswa untuk SMA Negeri, 34.128 siswa untuk SMK Negeri, dan sekitar 85 ribu kursi yang disiapkan dari sekolah swasta yang turut serta dalam program sekolah gratis.
Lukman menejelaskan, sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), masing-masing rombongan belajar (rombel) diatur maksimal hanya berisi 36 siswa per kelas.
“Saat ini kan untuk partisipasi sekolah di Banten baru mencapai 69 persen. Dengan adanya program sekolah Swasta Gratis yang dicanangkan oleh pak Gubernur dan Wakil Gubernur ini, kami optimis bisa naik hingga 90 persen,” ujarnya.
Baca Juga: Jarak Bukan Lagi Segalanya, SPMB Banten Kini Utamakan Nilai Rapor
Lukman menuturkan, pelaksanaan SPMB berlangsung mulai 16 hingga 23 Juni, dengan pengumuman hasil seleksi dijadwalkan pada 30 Juni 2025.
Untuk jalur SMA dan SMK, kata dia, terdapat empat jalur penerimaan, yakni domisili 30 persen, afirmasi 30 persen, prestasi 35 persen, dan mutasi 5 persen.
Sementara, untuk SMK, terdapat tes seleksi tambahan yang dilakukan berdasarkan uji kompetensi dan minat siswa.
“Siswa bisa memilih satu SMA negeri dan satu sekolah swasta, sementara untuk SMK, satu sekolah negeri dengan dua pilihan jurusan ditambah satu sekolah swasta,” jelas Lukman.
“Untuk yang SMK akan ada tes sesuai minat bakat. Kalau yang SMA, karena waktunya kita terbatas, maka itu tidak ada (tes),” imbuhnya.
Baca Juga: Kawasan Kantor Bupati Lebak Terendam Banjir
Lebih lanjut Lukman mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menutup celah praktik titip-menitip siswa di sekolah negeri yang kerap kali terjadi pada saat penerimaan siswa baru.
“Pak Gubernur sudah menyampaikan secara tegas bahwa tidak boleh ada praktik titip-menitip. Kalau ada temuan di lapangan, kami akan ambil tindakan,” pungkasnya.
Sementara itu, sebelumnya, Gubernur Banten, Andra Soni, mengingatkan kepada seluruh sekolah, agar semua proses seleksi harus mengikuti petunjuk teknis (Juknis) dan tidak memberi ruang untuk intervensi personal.
“Aturannya sudah ada, tinggal ikuti. Apapun yang terjadi, tetap Juknis itu yang harus jadi panduan,” tegasnya.
Baca Juga: Fajar Hadi Prabowo Ungkap Banyak ASN Pemkot Cilegon Bandel, Aturan Sesederhana Ini Sering Dilanggar
Andra juga menegaskan bahwa program sekolah swasta gratis adalah solusi alternatif untuk menjawab keterbatasan kuota di sekolah negeri.
“Kami sudah mempersiapkan progam sekolah gratis yang tentu ini akan menjadi solusi agar masyarakat bisa mendapatkan akses pendidikan yang adil dan merata,” kata Andra.***