BANTENRAYA.COM – Kehilangan status sebagai karyawan, membuat Jupri (54) mampu melihat peluang yang lebih besar. Meski sempat terpukul, ia kini bangkit dan menjadi salah satu sosok inspiratif dari jajaran orang yang menjadi korban bencana pandemi Covid-19.
Di kampungnya, Jupri kini terkenal sebagai bos mebel. Di rumah produksinya yang terletak di Kampung Cipasung, Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak ia memproduksi berbagai peralatan rumah tangga dari kayu seperti kursi, meja, lemari, rak dan sebagainya dengan omzet mencapai belasan juta rupiah sebulannya.
“Harga, barang yang dibikin, jumlah, dan bahan itu tergantung permintaan. Dalam sebulan bisa ngantongin sekitar Rp12-15 juta. Paling murah barang yang dibikin sekitar Rp200 ribu dan paling mahal bisa Rp1,5 juta,” kata Jupri, Kamis, 1 Mei 2025.
Sebelum sesukses sekarang, Jupri pernah bekerja sebagai karyawan pada sebuah pabrik percetakan di Kabupaten Serang. Hingga akhirnya Covid-19 menghantam, ia diPHK pada tahun 2022. Sadar punya keahlian, ia akhirnya beralih menjadi pengerajin kayu seperti saat ini dari modal yang ia kumpulkan selama menjadi karyawan.
“Setelah ada PHK, saya nganggur setahun. 2023 saya mulai jadi pengerajin mebel. Memang dari itu keahlian saya. Abis kena PHK pas corona, susah nyari kerja kan. Jadi berkah juga bencana itu,” tuturnya.
Baca Juga: Raih 17 Medali di MTQ Provinsi Banten, Cilegon Naik Peringkat di MTQ Banten
Meski hanya berukuran 3×4 meter, di rumah produksinya itu ia memulai perjalanan baru. Tak hanya keuangannya yang jauh lebih baik, sebagai wirausahawan mebel Jupri juga mengaku lebih tenang dan lebih leluasa ketika beribadah.
Kini, setelah ia menekuni pekerjaannya itu, setiap hari rumahnya selalu ramai dengan suara serut mesin dan gergaji yang memotong kayu. Hanya seorang diri, perlahan tapi pasti Jupri mampu menyelesaikan jenis mebel yang sebelumnya diminta oleh pelanggannya.
“Namanya kerja sendiri lebih tenang. Untuk pesanan sendiri kebetulan masih skala lokal. Jadi ya promosi baru dari mulut ke mulut sih,” imbuhnya.
Bagi Jupri, setiap bencana yang dialami pasti ada sisi lain yang bisa dimanfaatkan. Seperti dirinya yang kini memiliki penghasilan lebih besar ketimbang ketika ia menjadi karyawan. Yang terpenting, Jupri memberi pesan bahwa dalam berusaha, manusia pasti akan diberi cobaan berupa kegagalan.
“Buat yang di luar sana yang belum dapat panggilan kerja, terus masukin lamaran. Buat yang buka usaha dan gagal, terus diulang. Pasti ada saatnya momen kita berhasil walaupun harus ribuan kali percobaan,” tandasnya. (***)