BANTENRAYA.COM – Sebanyak 36 kelurahan di Kota Serang belum dibentuk kelurahan tangguh bencana atau KTB.
Pembentukan KTB sangat penting sebagai pencegahan dan mitigasi kesiapsiagaan masyarakat, mengingat Kota Serang rawan bencana alam seperti banjir, angin puting beliung, longsor, dan rob.
Diketahuinya 36 kelurahan di Kota Serang belum dibentuk KTB terungkap dalam acara pelatihan pencegahan dan mitigasi kabupaten kota pada KTB yang digelar di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Serang, pada Selasa, 19 November 2024.
Baca Juga: Apakah Meninggal Saat Kecelakaan Lalu Lintas Mati Syahid? Cek Penjelasan dari Imam Nawawi
Acara tersebut dibuka oleh Penjabat Sekretaris Daerah atau Sekda Kota Serang Imam Rana Hardiana, dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang Diat Hermawan, Camat Kasemen Kristiyanto, Lurah Banten Taufik, dan warga Kelurahan Banten.
Penjabat Sekretaris Daerah atau Sekda Kota Serang Imam Rana Hardiana mengatakan, pelatihan pencegahan dan mitigasi guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapinya risiko-risiko bencana di Kota Serang yang mungkin terjadi.
“Potensi bencana di Kota Serang ada beberapa. Yang sering sekarang kita alami banjir, kemudian angin puting beliung, bahaya kekeringan,” ujar Imam, kepada Bantenraya.com.
Menghadapi setiap musim, BPBD Kota Serang senantiasa siaga dan ekstra waspada karena musibah terjadi secara tiba-tiba.
“Dalam beberapa bulan ini BPBD betul-betul sibuk untuk menangani itu,” ucap dia.
Imam mengakui kelurahan di Kota Serang belum seluruhnya dibentuk menjadi Kelurahan Tangguh Bencana atau KTB, sehingga pencegahan dan mitigasinya pun belum siap siaga.
Baca Juga: Produk Jeans Keren Asal Spanyol Lois di Kota Serang Rutin Hadirkan Promo Hingga 70 Persen
“Itu tetap kita galakkan untuk menguatkan, atau menumbuhkan kelurahan tanggap bencana ini. Mudah-mudahan bisa semua pihak membantu untuk mewujudkan itu, karena untuk itu perlu didukung oleh banyak stakeholder, sehingga betul-betul masyarakat menjadi masyarakat yang mampu, yang mandiri dalam menangani bencana di lingkungannya masing-masing,” katanya.
Ia mengungkapkan, salah satu kendala belum semua kelurahan dibentuk KTB, karena waktu.
“Kalau kendala yang utama mungkin dari sisi waktu kita harus berproses, karena menyiapkan hal tersebut juga kan harus masyarakat termotivasi,” jelas Imam.
Baca Juga: Penanganan Kecelakaan Kerja: Solusi Tepat untuk Cedera Tulang dan Sendi di Bethsaida Hospital Serang
Kemudian semua stakeholder juga melihat bahwa memang ini kelurahan tanggap bencana ini sangat penting, sehingga hal itu yang memang berjalan sesuai dengan kebutuhan.
“Kita dahulukan di wilayah-wilayah yang memang potensi bencananya tinggi misalkan di Kasemen di Banten didahulukan. Nanti kita bertahap semua mudah-mudahan semuanya menjadi kelurahan yang tanggap bencana,” tandasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang Diat Hermawan mengatakan, pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana berdasarkan kajian bencana yang terjadi di Kota Serang.
Baca Juga: Ambil Ratusan Juta Dana BTT, Jembatan Gantung Leuwi Awi Lebak Harus Beres Dibangun di Waktu Ini
“Di situ yang paling utama banjir, angin puting beliung, kekeringan, bahkan sampai pohon tumbang dan lain-lain,” ujar Diat, kepada Banten Raya.
Dengan mengetahui mitigasi bencana, ia berharap warga Kota Serang siap siaga tatkala menghadapi bencana alam, terlebih BMKG sudah mengeluarkan rilis bahwa Desember memasuki musim penghujan dengan puncaknya di bulan Januari.
“Jadi dengan kegiatan ini kami berharap masyarakat dapat mengetahui, mengenali ancamannya dengan maksud untuk mengurangi resikonya,” kata dia.
Baca Juga: Bazar UMKM BRILiaN Persembahan BRI Kembali Digelar, Hadir Perluas Pasar Pelaku Usaha
Diat mengatakan, jika masyarakat sudah siap siaga, bahkan mampu, saya kira itu bukan sesuatu yang hebat yang bisa dilakukan oleh masyarakat, sehingga bencana ini memang harus dikelola oleh semua pihak.
“Unsur pentahelik. Pemerintah, swasta, masyarakat, media dan unsur akademisi,” sebut dia.
Diat menyebutkan, dari 67 kelurahan, baru setengah yang sudah dibentuk KTB.
Baca Juga: MAKIN SERU! University War 2 Episode 3 dan 4: MIT atau Korea University yang Bakal Tersingkir?
“Jadi kelurahan tangguh bencana itu sampai dengan tahun ini baru 31 yang sudah terbentuk KTB nya,” sebutnya.
Ia menjelaskan, belum terbentuk seluruh KTB di 67 kelurahan, karena faktor keterbatasan anggaran Pemkot Serang.
“Kendalanya bukan klise sebetulnya, tapi memang pembentukan itu harus ada anggaran yang dikeluarkan, sedangkan kami belum dapat anggaran yang signifikan untuk pembentukan KTB tersebut,” jelas dia.
Baca Juga: Turun Sih, tapi Penyusutan Angka Stunting di Kota Cilegon Pada Semester II 2024 Tak Sampai 10 Persen
Diat menyebutkan, per tahun hanya tiga hingga empat kelurahan yang dibentuk KTB.
“Tapi kita prioritaskan pembetukan yang rawan banget bencana. Kasemen sudah semua. Serang sudah semua. Walantaka dan empat kecamatan yang lainnya hanya satu-satu,” jelas dia.
Ia memperkirakan masih ada 36 kelurahan yang belum dibentuk KTB.
“Masih ada 36 kelurahan yang belum,” sebut dia.
Baca Juga: Yuk Ikut! Jalan Santai Bersama Luwak White Koffie di Alun-alun Kota Serang Bisa Dapat Hadiah Mobil
Dari 36 kelurahan itu, kata dia, yang rawan terjadi bencana alam yakni kelurahan di wilayah lima kecamatan.
“Kasemen, Serang, Taktakan, Cipocok, Walantaka. Terakhir Curug yang minim bencana,” bebernya.
Masih banyaknya kelurahan yang belum dibentuk KTB, Diat mengaku pihaknya pun mengusulkan bantuan ke Pemprov Banten dan pemerintah pusat.
Baca Juga: Sempat Tolak Laporan Kecelakaan dari Warga, Polda Metro Minta Maaf Usai Kasusnya Viral
“Kalau untuk itu saya belum. Tapi katanya bicara nyengget tiap tahun saya dapat baik itu dari pusat ataupun dari provinsi saya dapat berupa barang. Itu selalu. Karena saya sendiri sadar ada yang harus saya lengkapi di Kota Serang. Yang kita tidak punya. Makanya saya lari ke atas (pusat),” pungkasnya. ***