BANTENRAYA.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Banten menyebut, Provinsi Banten masih mengalami defisit produksi pangan holtikultura sebesar 22 ribu ton pada tahun 2024.
Kepala KPw BI Provinsi Banten Ameriza Ma’aruf Moesa mengatakan, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Provinsi Banten, kebutuhan pangan holtikultura pada tahun 2024 mencapai 23.523 ton sedangkan, potensi panen holtikultura hanya 1.428 ton.
“Artinya masih ada defisit 22 ribu ton secara tahunan, harus ada upaya konkret dan taktis untuk peningkatan komoditas hortikultura di Banten,” kata Ameriza dalam agenda rapat koordinasi tim pengendalian inflasi daerah (TPID) Tahun 2024 di Gedung BI Banten, Palima, Kabupaten Serang, Jumat 14 Juni 2024.
Ameriza menilai, produksi pangan holtikultura seperti cabai dan bawang menjadi komoditas pangan yang sering menyumbang inflasi, oleh sebab itu perlu ada peningkatan terhadap komoditas tersebut.
Baca Juga: Mensos Bagikan Ayam Petelur dan Bansos di Pandeglang, Per KK Hanya Rp 400 Ribu
“Dengan fakta tersebut kami lakukan soft launching Kerja sama penumbuhan sekolah lapang produk pertanian holtikultura secara terintegritas,digital dan berkelanjutan di Sawah Luhur, Kota Serang,” jelas Ameriza.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten M Agus Tauchid menjelaskan secara rinci, produksi bawang merah pada Januari sampai Mei 2024 mencapai 78 ribu ton meningkatkan dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar 46 ribu ton.
Sementara itu, komoditas cabai besar mengalami defisit produksi dari 274 ribu ton menjadi 49 ribu ton, serta cabai rawit turun dari 156 ribu ton menjadi 31 ribu ton dalam periode yang sama.
“Kita akui memang defisit sangat tinggi sekali, per bulan kebutuhan masyarakat Banten itu untuk bawang itu 1,9 ribu ton sedangkan untuk cabai 3,8 ribu ton,” tutur Agus.
Penurunan produksi tersebut juga merupakan dampak dari kondisi ekstrim kemarau panjang yang terjadi selama tahun 2023.
Baca Juga: Jadi Tersangka, Mantan Pegawai Kantor Pos Pandeglang Gelapkan Pajak Desa di Kabupaten Serang
“Hal ini disebabkan karena luas pertanian cabai di tahun 2023 seluas 130 hektare turun dibandingkan dengan tahun 2022 seluas 165 hektare,” ujar Agus. ***