BANTENRAYA.COM – Pelajar Islam Indonesia atau PII Lebak melakukan penelaahan sistem pendidikan di Indonesia. Mereka sangat miris dengan sistem pendidikan Indonesia yang masih memduduki peringat ke 70 di dunia dari 79 negara yang ada di dunia.
Ketua PII Lebak, Wandi menjelaskan, meskipun Indonesia menjadi negara dengan sistem pendidikan terbesar ke 4 di dunia. Namun, masih berada di urutan ke 70 dari 79 negara di dunia.
“Kami sangat sedih, karena Indonesia masih menduduki peringkat terendah di dunia, padahal anggaran pendidikan di Indonesia sangat tinggi,” kata dia kepada Bantenraya.com, Selasa 21 Mei 2024.
“Presiden Jokowi sudah menganggarkan 549,5 triliun untuk pendidikan, jadi 20 persen dari APBN Indonesia. Tapi kontribusi pendidikan kepada GDP (produk domestik bruto) Indonesia itu baru 3,8 persen jauh dari rata rata negara Asia Fasifik 4,6 persen,” sambungnya.
Baca Juga: Ratusan Pelajar Adu Kemampuan Pada Ajang O2SN dan FLS2N Tingkat Kabupaten Serang
Ia menuturkan, pihaknya sangat berterimakasih karena kajian dengan senior PII. Mampu mengetahui, apa penyebab masalah pendidikan bisa di peringkat terendah.
“Sistem pendidikan kita memang terbesar. Tapi tidak berkualitas, bahkan siswa Indonesia menduduki peringkat ke 70 dari 79 negara di bidang Matematika, rengking 67 dari 79 negara dari bidang Sains, dan 66 di bidang Reading,” ungkapnya.
Lebih lanjut, anggaran pendidikan di Indonesia besar tapi infek dan kontribusi ternyata relatif rendah.
“Sehingga kita masih menduduki peringkat terendah,” papar Wandi.
Baca Juga: Dindik Kabupaten Lebak Larang Sekolah Gelar Study Tour
Wandi menuturkan, berkat kajian pihaknya mengetahui kelebihan dan kekurangan yakni, pendidikan Indoensia berfokus kepada pelajaran inti, sistem yang bersandar nasional, dan terintegrasi kepada nilai-nilai nasionalisme
“Sedangkan kekurangannya adalah, kurikulum Indoensia cenderung tidak relevan dengan masa kini, kurangnya wadah untuk melatih critical thinking, dan ruang yang relatif sempit untuk mengeksplorasi minat dan bakat siswa,” tandasnya.
Sementara itu, Sekertaris Umum PII Lebak, Ari mengungkapkan, pemikiran Paulo Piere membuka cakrawala dalam menghadapi permasalahan pendidikan.
“Kita harus gaungkan penidikan yang memerdekakan, dan jangan membudayakan pendidikan gaya bank education. Kemudian, menerapkan pendidikan yang hadap masalah,” paparnya.
Baca Juga: Diduga Kelelahan, Seorang Jamaah Haji Kota Serang Pingsan
Narasumber, Sahrul Gunawan menjelaskan, untuk mencapai pendidikan yang sesungguhnya, para kaum terpelajar harus menumbuhkan kesadaran visioner.
“Kita harus hancurkan kesadaran apatis, dan magis, dan menuju kesadaran visioner, agar kita dapat menghilangkan kejumudan dalam berfikir, sehingga para pelajar sadar bagimana menyelesaikan persoalan pendidikan,” ucapnya.
Ia membeberkan, gerakan pembaharuan Islam yang dilakukan Muhammad Abduh tidak terlepas dari karakter dan watak yang terbentuk sejak ia kecil, yaitu cinta pada ilmu pengetahuan.
“Maka para kaum terpelajar harus mampu menjadi pembaharu di dunia pendidikan, kalau kita diam, sama saja memperpanjang penindasan,” pungkasnya.***