BANTENRAYA.COM – Perolehan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 diprediksi akan banyak melahirkan anggota DPRD Kota Cilegon dengan wajah baru. Bahkan, sebagian besarnya lagi merupakan anak muda yang minim pengalaman politik dan pengetahuan soal pemerintahan.
Hal tersebut, tentu saja akan mengakibatkan peran dan fungsi DPRD Kota Cilegon sebagai penyeimbang dan pengawas dari kebijakan eksekutif akan tumpul.
Belum lagi, fungsi legislasi dan budgeting yang bisa saja nantinya tidak akan bisa diperankan sejumlah dewan baru.
Pakar Politik dari The Sultan Center Edi Muhammad Abduh menyampaikan, para dewan baru harus secepatnya meningkatkan kemampuan tentang fungsinya, termasuk juga pengetahuan tentang politik, pemerintahan, tujuan bernegara dan demokrasi sendiri.
“Harus banyak belajar dari incumbent (petahana-red) bagaimana tugas dan fungsi dewan, belajar ilmu politik, pengelolaan pemerintahan. Jangan hanya terjun menjadi anggota dewan tapi tidak mau belajar bagaimana fungsi negara dan tujuannya,” katanya, Rabu 21 Februari 2024.
Baca Juga: University War Full Episode 1 hingga 8 Sub Indo: Link Nonton Full Movie Bukan Loklok dan Bilibili
Jika tidak secepatnya belajar, papar Edi, tentu saja masyarakat harus siap-siap untuk kecewa. Sebab, berbagai aspirasi, kepentingan tidak akan terakomodir secara baik. Terutama dalam hal pengawasan kinerja program dan anggaran dari eksekutif.
“Para caleg baru masyarakat ini juga menjadi kaum milenial. Artinya harus paham dan komunikasi massa dan komunikasi lainnya banyak belajar betul. Jika tidak ya akan pincang, apalagi hanya ikut menjadi follower tidak menjadi pioner hanya ikut saja, tidak punya peran strategis dan itu penting, karena ini membawa nama partai politik dan ini akan pincang karena banyak yang belum paham,” jelasnya.
Lebih lagi, sebagai dewan, harus terus vokal menyampaikan apa yang menjadi kegelisahan masyarakat. Jangan sampai ada anggapan dewan baru ini hanya mengisi lowongan pekerjaan.
“Ada komisi dan fungsinya, tidak hanya duduk harus pembuktian kepada masyarakat dan harus fokal menyampaikan aspirasi masyarakatnya. Sekarang mereka harus menjadi warna baru tidak mengecewakan konstituen karena ini bukan lowongan pekerjaan, fungsinya penting karena ada legislatif dan eksekutif, perannya sangat penting, karena menyangkut masa depan Cilegon yang ada di pundak mereka,” ujarnya.
Edi menyatakan, sekali lagi jika peran itu tidak bisa diimbangi bersama dengan para dewan petahana. Maka DPRD akan memiliki fungsi yang pincang.
Baca Juga: Jelang Lawan Barca di 16 besar Liga Champions, Napoli Didera Berita Buruk
“Siap-siap masyarakat kecewa dan akhirnya dianggap remeh. Keterpilihannya jangan sampai dianggap hanya karena memiliki finansial, tapi tidak mendahulukan pengetahuan dan kapasitasnya,” jelasnya.
Salah satu Pengurus DPD Golkar Kota Cilegon yang enggan disebutkan namanya menyampaikan, memilih banyak caleg milenial karena merupakan strategi politik. Sebab, hampir 60 persen lebih pemilih sekarang adalah milenial.
“Artinya strategi kami berhasil. Namun, milenial yang dipilih tentu juga karena punya kapasitas yang cukup sebagai kader Golkar,” jelasnya. *