BANTENRAYA.COM – Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada akan dilaksanakan secara serentak di Indonesia pada 27 November 2024 termasuk di Kota Cilegon.
Pada Pilkada 2024, sudah mulai banyak Bakal Calon Walikota Cilegon yang bermunculan.
Beberapa Bakal Calon Walikota Cilegon seperti Helldy Agustian yang akan kembali maju dalam Pilkada 2024 Kota Cilegon.
Sanuji Pentamarta yang saat ini menjabat sebagai Wakil Walikota Cilegon juga menyatakan diri siap ikut dalam Pilkada 2024.
Penantang incumbent juga mulai bermunculan seperti Isro Mi’raj yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Cilegon, kemudian ada nama Dede Rohana Putra yang juga saat ini sebagai Anggota DPRD Provinsi Banten.
Baca Juga: UPDATE! Korban Kecelakaan Bus Pariwisata di Ciater, Ternyata Bukan 10 Orang
Selain itu, ada nama Robinsar pendatang baru yang merupakan politisi Partai Golkar, kemudian Ketua DPD PAN Kota Cilegon Alawi Mahmud yang mengaku akan terjun ke Pilkada 2024.
Dari nama-nama tersebut, mayoritas merupakan sosok baru yang pertama kalinya ikut dalam pesta demokrasi.
Semakin banyaknya pilihan dalam Pilkada Kota Cilegon dinilai pengamat politik sebagai kemajuan dalam demokrasi di tingkat local.
Pengamat Politik dari The Sultan Center Edi M Abduh mengatakan, saat ini banyak muncul calon pemimpin dari kaum muda.
“Mereka punya bekal di Pileg lalu. Dia percaya diri dengan perolehan suara di legislative, kemudian maju di Pilkada,” kata Edi kepada awak media pada Jumat, 10 Mei 2024.
Generasi muda, kata Edi, sah-sah saja ikut dalam kontestasi politik karena punya investasi sosial. Hanya saja, yang dibutuhkan adalah kaum muda yang memiliki manajerial yang baik serta jiwa leadership yang baik untuk membawa Cilegon ke depan lebih baik.
“Pemimpin yang dibutuhkan punya kreativitas, inovasi pembaharuan, dan tentunya finansial sangat mendukung dalam pencalonan walikota,” kata Edi.
Bakal Calon Walikota dari generasi muda dinilai bisa mengambil pemilih pemula khususnya dari generasi milenial maupun Gen Z.
“Mereka muncul melalui media sosial maupun media konvensional, dan semua ingin memajukan Cilegon. Kalau bicara butuh pasti butuh (pemimpin) yang baru, petahana tidak selesai 5 tahun, hanya 3,5 tahun memimpin. Petahana 3,5 tahun memimpin, masih ingin meneruskan programnya, yang new comers ingin keinginan yang sama (memimpin),” katanya.
Edi mengaku, beberapa sosok yang menjadi representasi generasi muda yang saat ini sudah muncul ke publik seperti Isro Mi’raj, Dede Rohana Putra, maupun Robinsar. Menurutnya, semua memiliki keunggulan masing-masing.
“Masing-masing punya kelebihan,” tuturnya.
Terpisah, Pengamat Politik UIN Banten Syaeful Bahri mengungkapkan, dirinya sebagai pelaku demokrasi di Kota Cilegon sangat banga dan mengapresiasi tingginya antusiasme putra terbaik Cilegon memiliki kesediaan mengenalkan diri untuk membangun Kota Cilegon.
“Pertumbuhan demokrasi di Cilegon luar biasa. Menurut saya, siapun yang sehat otaknya, Cilegon sangat menarik dibandingkan daerag lain. Bisa dibilang kota sejuta industry dan jasa, pintu gerbang Pulau Jawa, asset-aset vital negeri ini ada di Cilegon, Indeks Pembangunan Manusia relatif lebih tinggi daripada kabupaten kota lain di Banten,” ungkapnya.
Mantan Ketua KPU Kota Cilegon ini mengatakan, bebrapa faktor yang telah disebutkannya diatas menjadi salah satu prospektus yang menjadikan Kota Cilegon diperebutkan politisi lokal.
“Contoh daripada mengurus penduduk 1 juta lebih mending mengurus penduduk 500 ribu, kalau dikonversi PAD, Cilegon juga tertinggi di Banten. Karena perbandingan jumlah PAD banyak dan jumlah penduduk lebih sedikit, menurut saya lebih mudah memimpin Cilegon disbanding daerah lain. Kalau penduduk tinggi, PAD lebih kecil perlu keberanian lebih membangun kota,” ungkapnya.
Baca Juga: Kecelakaan Bus Pariwisata di Tanjakan Ciater, Puluhan Korban Berjatuhan
Syaefu juga menyinggung banyaknya prestasi yang diraih Pemkot Cilegon akhir-akhir ini.
“Kalau ukurannya prestasi, tentu lebih beprestasi kabupatan kota yang jumlah penduduk tinggi, PAD kecil. Kalau dianalogikan, Kota Cilegon anak orang kaya bisa jadi sarjana, kalau anak orang kaya bisa sarjana apa hebatnya? Kalau anak orang miskin jadi sarjana baru hebat, analoginya seperti itu,” tandasnya.
Syaeful mengatakan, tokoh-tokoh baru yang muncul baginya menjadi alternatif pilihan.
“Kalau mereka betul-betul bisa meyakinkan pimpinan DPP partainya, para kandidat tidak hanya dua calon, akan lebih kompetitif, sangat lebih baik masyarakat Cilegon punya banyak pilihan dalam Pilkada, bukan hanya dua pilihan,” paparnya.
“Apakah incumbent perlu diberikan kepercayaan meneruskan pembangunan, atau masyarakat Cilegon mayoritas ingin pemimpin baru. Masing-masing akan berkampanye. Kalau incumbent akan berjualan keberhasilan, sementara pemimpin baru akan mencari sisi pemimpin incumbent tidak berhasil,” jelasnya.
Terkait kepercayaan publik kepada pemimpin incumbent atau pemimpin baru, kata Syaeful, semua diserahkan kepada public khususnya masyarakat Kota Cilegon.
“Butuh calon pemimpin baru, agar pilihannya lebih banyak. Banyak pilihan, tentu lebih baik. Kalau kita ingin beli baju, pengennya banyak pilihan, kalau cuma adanya itu, mau tidak mau harus dipilih. Semakin banyak pilihan semakin baik” katanya.
Ia juga mengaak warga Kota Cilegon menjadi pemilih cerdas bukan hanya karena pragmatism saja.
“Yang dihadirkan kompetisi menjual gagasan program, bukan hanya jualan kekuatan isi tas, ke depan berharap mudah-mudahan Pemilu 2024 yang brutal kemarin yang ditengarai sedekah politik (politik uang) gila-gilaan, harusnya di Pilkada yang gila-gilaan gagasanya. Saya sebagai orang Cilegon berharap, semua kandidat yang ingin jadi pemimpin ayo kita dorong untuk gagasan. Kalau hari ini sudah baik, harus lebih baik lagi, kalau mundur itu sebuah kerugian,” ajaknya.***