BANTENRAYA.COM – Unit Pelaksana Teknis atau UPT Gudang Farmasi Kabupaten Pandeglang saat ini memiliki pasokan 230 item atau jenis obat dan bahan medis habis pakai atau BMHP.
Kasubag Gudang Farmasi Kabupaten Pandeglang Arief Suryo mengatakan, dari 230 item tersebut, terdiri dari ribuan dus obat-obatan.
Tiap tahunnya, gudang farmasi Kabupaten Pandeglang harus memusnahkan ribuan obat-obatan dan BMHP karena sudah memasuki masa kadaluarsa ataupun rusak.
Sebelum dilakukan pemusnahan, obat-obatan tersebut terlebih dahulu di karantina di ruangan khusus agar tak bercampur dengan obat yang masih terpakai.
Baca Juga: Dapat Upah Rp 100 Ribu Per Bulan, Guru Honorer di Kabupaten Pandeglang Ini Pilih Jadi Caleg
“Dalam pemusnahan itu biasanya kita lakukan per triwulan. Triwulan pertama itu bulan Juni dan ke dua Desember. Tapi kalo di bulan Juni masih kita anggap sedikit, biasanya kita gabungkan di triwulan II,” ata Arief Suryo kepada Banten Raya, Kamis, 18 Januari 2024.
Dalam pemusnahannya, UPT Gudang Farmasi Pandeglang melibatkan pihak ketiga.
Hal tersebut harus dilakukan lantaran tak sembarang pihak bisa melakukan pemusnahan obat secara aman. Butuh sertifikasi khusus untuk melakukannya.
“SOP-nya seperti itu. Ya karena mereka memiliki sertifikasi khusus dan alat khusus untuk melakukan pemusnahan. Selain itu, kita juga pastikan sesuai dengan standar keamanan dan regulasi yang berlaku,” ujar Arief.
Lanjut, secara umum Arief mengatakan, obat-obatan yang dimaksud didominasi oleh obat-obatan program seperti HIV dan ODGJ serta 10 item obat penyakit utama seperti myalgia, diare, ISPA dan lain-lain.
“Stok ini kita akan kirimkan ke 36 puskemas yang ada di Pandeglang untuk memastikan stok di puskesmas aman. Kira-kira dua atau tiga Minggu sekali kita droping ke puskesmas,” ungkapnya.
Untuk memastikan kondisi obat yang ada di gudang farmasi aman dan tidak mengalami kerusakan, Arief mengatakan bahwa pihaknya memiliki berbagai fasilitas penunjang yang cukup.
“Ada palet yang kita susun rapih, gudang, terus kamera pengaman ada puluhan. Dan kita juga melakukan pengecekkan dan pendataan berkala terhadap obat agar yang kadaluarsa bisa diketahui,” imbuhnya.
Baca Juga: Menuju Kota Serang Swasembada Bawang Merah, Butuh 50 Hektar Lahan Pertanian
Sejauh ini pihaknya jarang sekali mengalami kehabisan stok ketika ada permintaan dari puskesmas.
“Jarang sih, tapi sekarang kan enaknya puskesmas itu bisa melakukan pembelian secara mandiri,” tandasnya.***















