BANTENRAYA.COM – Saat ini umat Muslim tengah menjalani puasa di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah atau 2025 yang penuh dengan keberkahan.
Pada bulan suci Ramadhan adalah momen yang tepat bagi umat Muslim untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan menjalankan berbagai amalan baik.
Amalan baik yang dapat dikerjakan oleh umat Muslim di bulan suci Ramadhan seperti sholat, memperbanyak amalan sunnah, hingga membaca ayat suci Al–Quran.
Baca Juga: Efisiensi Anggaran BPBD Rp 60,8 Juta, Tak Berdampak Untuk Penanganan Bencana di Kota Cilegon
Salah satu amalan sunnah yang biasa dikerjakan di bulan suci Ramadhan ialah sholat tarawih, sholat ini setiap malam dikerjakan oleh umat Muslim di berbagai Masjid atau dapat dikerjakan sendiri di rumah.
Sholat tarawih di bulan suci Ramadhan itu dikerjakan pada malam hari tepatnya setelah sholat Isya yang dapat dikerjakan secara berjamaah atau sendiri di rumah.
Karena dikerjakan selepas sholat Isya, timbul pertanyaan tentang hukum mengerjakan sholat tarawih namun belum atau tidak mengerjakan sholat badiyah Isya.
Baca Juga: 4 Tips Ampuh Cegah Bau Mulut Saat Puasa Ramadhan, Nafas Segar dan Nyaman
Dikutip Bantenraya.com dari akun Instagram @nuonline_id pada Sabtu, 8 Maret 2025 tentang hukum sholat tarawih tapi tidak mengerjakan sholat sunnah badiyah Isya.
Hukum melaksanakan sholat tarawih sebelum melaksanakan sholat badiyah Isya itu hukumnya diperbolehkan.
Walaupun demikian, yang lebih utama adalah sholat sunnah badiyah Isya yang dapat dijalankan terlebih dahulu sebelum mengerjakan sholat tarawih.
Baca Juga: Dukung Ketahanan Pangan dan UMKM, BRI Salurkan Rp27,72 Triliun KUR di Awal 2025
Karena menurut pendapat kuat (Al-Ashah) dijelaskan bahwa sholat badiyah Isya yang merupakan bagian dari sholat sunnah rawatib lebih utama daripada sholat tarawih.
Dalam Fathul Muin, Syekh Zainuddin Al-Malibari menyebutkan;
“Imam Syafii dan para muridnya, semoga Allah merahmati mereka, berkata: Jika dua sholat berkumpul di dalam satu waktu yang bersamaan, maka didahulukan sholat yang dikhawatirkan terlewatkan, lalu sholat yang lebih kuat anjurannya.” (Abu Zakaria Muhyiddin An-Nawawi, Al-Majmu Syahrul Muhadzab, Beirut Daarul Kutub Al-Imiyyah: Juz VI Halaman 92).
Pendapat tersebut berdasarkan dengan adanya kaidah umum di atas, yaitu “Ibadah yang disyariatkan berjamaah lebih utama dari pada yang tidak disyariatkan berjamaah (sholat badiyah).”
Pada permasalahan ini, Imam Al-Nawawi dalam Minhajul Thalibin menjelaskan;
“Ada golongan sholat yang sunnah berjamaah seperti Sholat Idul Fitri, Sholat Gerhana, dan Sholat Meminta Turun Hujan (Istisqa), itu lebih baik dari pada yang tidak sunnah berjamaah, namun pendapat yang lebih kuat (Al-Ashah) mendahulukan sholat rawatib dari pada sholat tarawih.” (An-Nawawi, Minhajut Thalibin).
Jadi dengan adanya permasalahan mengenai mengerjakan sholat tarawih tapi tidak sholat badiyah Isya itu diperbolehkan namun diutamakan sholat badiyah terlebih dahulu.
Meski demikian, bagi orang yang melaksanakan sholat tarawih sebelum sunnah badiyah Isya tidak sepenuhnya salah, mereka hanya meninggalkan hal yang lebih utama menurut pendapat yang lebih kuat argumentasinya dari Mazhab Syafii. ***