BANTENRAYA.COM – Kabar terbaru datang dari pelatih Timnas Indonesia U20 Indra Sjafri yang tengah menjadi pelatihan prestisius FIFA Technical Leadership Diploma atau TLD di Belanda.
Indra Sjafri sang mantan pelatih Bali United itu diketahui telah berada di Belanda sejak pekan lalu.
Tapi nyatanya, Indra Sjafri di Belanda tak hanya untuk ikut pelatihan melainkan juga bertemu 5 pemain keturunan untuk memperkuat Timnas Indonesia U20.
Baca Juga: Dianggap Promo Cuma Gimik Imbas Pabrik Tutup, Toko Sepatu Bata di Kota Serang Langsung Bereaksi
Menanggapi hal tersebut, Pelatih Timnas Indonesia senior Shin Tae-yong membocorkan bahwa pemain-pemain yang dicari Indra Sjafri itu dipersiapkan untuk Timnas Indonesia U20.
Dimana pasukan Garuda Muda ditargetkan lolos piala dunia U20 2025. Menariknya di tengah misi tersebut Indra Sjafri juga mengikuti blok ketiga kursus TLD di Belanda.
Dikutip dari pssi.org kursus TLD ini diikuti oleh 24 peserta dari 23 negara. Program ini telah memasuki blok ketiga dari total 4 blok yang dijalankan selama 18 bulan sejak Mei tahun lalu.
Baca Juga: Dianggap Promo Cuma Gimik Imbas Pabrik Tutup, Toko Sepatu Bata di Kota Serang Langsung Bereaksi
Di sini Indra Sjafri mempelajari dari berbagai aspek sepak bola amatir mulai dari pengelolaan klub hingga pengembangan pemain muda.
Negeri kincir angin dipilih menjadi tempat penyelenggaraan blok ketiga karena memiliki lebih dari 3.000 klub yang terdaftar di bawah asosiasi sepak bola kerajaan Belanda atau KNVB.
Dimana setiap pekanya 1000 pertandingan sepak bola amatir bergulir di Belanda.
Baca Juga: Workshop Penulisan Karya Ilmiah FEB Uniba, Penelitian Berkualitas Wajib Tanpa Pengecualian
Selama di Belanda sendiri Indra Sjafri juga berkesempatan mengunjungi beberapa klub ternama di Belanda seperti Sparta Rotterdam dan USV Hercules.
Kedua klub ini memiliki secara panjang dan ekosistem sepak bola yang kuat dengan koneksi yang baik antara sepak bola amatir dan profesional.
Selain aspek teknis sepak bola, Indra Sjafri juga mempelajari berbagai materi penunjang kepemimpinan seperti Child Safeguarding dan Good Governance.
Selain itu, ini juga menunjukkan komitmen FIFA untuk membangun sepak bola yang tidak hanya berkualitas tapi juga bertanggung jawab serta berkelanjutan.***