BANTENRAYA.COM – Berikut cara pengecekan dini Empty Sella Syndrome, penyakit langka yang diidap Ruben Onsu.
Presenter kondang, Ruben Onsu belakangan ini kerap tampil di layar kaca dengan wajah yang pucat.
Ternyata Ruben Onsu di diagnosis mengidap penyakit langka benama Empty Sella Syndrome.
Baca Juga: Lirik Lagu Tanpa Diminta – Vidi Aldiano, Single Terbaru dalam Album Senandika
Empty Sella Syndrome merupakan kondisi di mana kelenjar Pituitary atau hipofisis mengalami penyusutan.
Lalu bagaimana cara mengecek tubuh jika terkena Empty Sella Syndrome? Simak artikel ini sampai selesai.
Kelenjar pituitary atau hipofisis terletak pada bagian depan dari dasar tengkorak. Kelenjar ini berukuran sebesar kacang polong yang terletak di bagian bawah otak.
Karena adanya kelainan maka Kelenjar pituitary mengalami penyusutan, dan ukurannya mengecil.
Padahal kelenjar pituitary memiliki peran yang sangat penting, yaitu menghasilkan banyak hormon bagi metabolisme tubuh.
Beberapa jenis hormon yang dihasilkan adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.
Baca Juga: Mudah dan Tak Ribet, Begini Langkah Membuat Paspor dengan Aplikasi M-Paspor
Saat kelenjar hipofisis ini terganggu, termasuk mengalami penyusutan, maka tidak dapat memproduksi satu atau lebih hormon dalam jumlah yang cukup dan menyebabkan terjadinya kelainan.
Dikutip Bantenraya.com dari situs alodokter.com, berikut penyebab dan gejala Empty Sella Syndrome:
Berdasarkan penyebabnya, empty sella syndrome terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
Baca Juga: Link Streaming Manchester United vs Aston Villa, Lengkap dengan Jadwal Kick Off dan Prediksi Line Up
Empty sella syndrome primer
Hingga kini, penyebab empty sella syndrome primer belum diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini kerap dikaitkan dengan cacat lahir yang menyebabkan adanya sobekan kecil pada lapisan pembungkus otak.
Kondisi ini akhirnya membuat cairan dalam otak atau serebrospinal bocor dan masuk ke dalam sella tursika, sehingga menyebabkan kelenjar pituitari menyusut dan tidak berfungsi secara normal.
Baca Juga: Warganet Bandingkan Kasus Roy Suryo dan Ruhut Sitompul
Empty sella syndrome sekunder
Empty sella syndrome sekunder dapat terjadi karena adanya gangguan pada sella tursika atau kelenjar pituitari yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
* Cedera kepala akibat benturan keras atau kecelakaan
* Terapi radiasi di area kepala
* Riwayat operasi di bagian kepala
* Tumor otak
* Infeksi otak atau ensefalitis
* Sindrom Sheehan
Baca Juga: Link Nonton dan Spoiler Drakor Alchemy of Souls Episode 11 Sub Indo, Bukan di Dramaqu dan Telegram
Penderita empty sella syndrome umumnya tidak mengalami gejala apa pun, sehingga sering kali sulit terdeteksi.
Gejala baru muncul bila kelenjar pituitari mengalami penyusutan yang kemudian memicu ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Oleh karena itu, setiap penderita empty sella syndrome bisa saja merasakan gejala yang berbeda karena bergantung pada hormon apa yang dipengaruhi.
Baca Juga: Kenali Penyebab Empty Sella Syndrome Hingga Gejalanya Yang Sebabkan Ruben Onsu Dilarikan Ke ICU
Beberapa gejala dari empty sella syndrom yang biasanya muncul adalah:
* Kelelahan sepanjang waktu
* Sakit kepala kronis
* Penurunan kualitas penglihatan
* Mata kering
* Tekanan darah tinggi
* Penurunan gairah seksual
* Gangguan menstruasi pada wanita
* Impotensi pada pria
* Interfilitas
* Keluar cairan jernih dan tidak berbau dari hidung
Dengan mengetahui gejalanya kamu bisa melakukan pengecekan dini Empty Stella Syndrome pada tubuh.
Kemudian Jika kamu mengalami gejala-gejala seperti diatas, sebaiknya melakukan pemeriksaan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.***