BANTENRAYA.COM – Warga Perumahan Griya Bukit Intan, Desa Sukabares, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, diresahkan oleh keberadaan lalat yang menyerbu perumahan tersebut.
Serangan lalat membuat aktivitas warga di dalam rumah terganggu.
Bahkan, lalat juga menghinggapi makanan yang ada di meja rumah warga.
Ribuan lalat menyerbu dan masuk ke rumah warga sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu.
Warga Perumahan Bukit Intan, Rahmat mengatakan, lalat sudah masuk ke rumahnya sejak beberapa pekan lalu.
Baca Juga: Link Streaming Manchester United vs Aston Villa, Lengkap dengan Jadwal Kick Off dan Prediksi Line Up
“Dulu sekitar tahun 2018 ketika baru menempati perumahan (Bukit Intan), serbuan lalat memang sudah ada, tetapi hilang, nanti muncul lagi beberapa bulan lagi,” kata Rahmat, Sabtu, 23 Juli 2022.
Lalat yang masuk ke rumahnya, kata Rahmat, jumlahnya ribuan. Lalat tersebut diduga dari peternakan ayam yang jaraknya tak jauh dari Perumahan Bukit Intan.
“Sangat mengganggu (lalat), di hinggap di makanan, khawatir juga membawa penyakit,” tuturnya.
Rahmat menjelaskan, bukan hanya rumahnya, hampir seluruh warga Perumahan Bukit Intan juga merasakan hal demikian.
Baca Juga: Daftar Ucapan Hari Anak Nasional 23 Juli 2022, Untuk Story WhatsApp dan Instagram
“Kami dulu sudah minta developer mencari solusi, tapi sampai saat ini belum ada solusi juga,” tuturnya.
Warga memasang lem lalat untuk mengurangi dampak lebih serius.
“Kami juga pernah menyampaikan masalah ini ke Kantor Desa Sukabares,” ucapnya.
Terpisah, Kepala Desa Sukabares, Kecamatan Waringinkurung Ulfi Sarani mengaku telah mendapatkan laporan warga terkait keresahan warga Bukit Intan atas serangan lalat tersebut.
“Ada peternakan warga, jaraknya paling satu kilo dari perumahan,” tuturnya.
Baca Juga: Potret 3 Anak Nikita Mirzani yang Jadi Alasan Polisi untuk Penangguhan Penahanan
Ulfi menuturkan, peternakan ayam memang ada lebih dahulu. “Keluhan mah sebelum saya kepala desa juga sudah ada. Warga juga bingung, karena yang punya peternakan warga sendiri,” ucapnya.
Pihaknya tidak bisa menutup langsung peternakan ayam tersebut. Saat ini juga masih mencari solusi. “Ini (lalat) kalau musim panen saja,” katanya. (***)