BANTENRAYA.COM – Politik Indonesia terus mengalami perubahan seiring dengan perkembangan jaman.
Namun ada beberapa pihak yang menyebut bahwa wajah politik Indonesia kini berbeda dengan era Soekarno.
Setidanya pihak yang menyoal ini adalah Politikus Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Kata Fahri Hamzah situasi politik Indonesia bisa membaik jika Pemerintah mau melakukan reformasi politik besar-besaran.
Apalagi, Pemerintahan saat ini banyak diisi oleh orang-orang hebat dan berpendidikan, sehingga seharusnya reformasi tersebut bisa dilakukan.
Baca Juga: Inilah 15 Link Twibbon HUT Kopassus 2022, Desain Keren, Beragam, dan Gratis
“Kita lakukan reformasi politik besar-besaran, jangan lagi meng-entertain akibat dari Kongkalikong dari masa lalu yang merusak ini semua,” ucap Fahri Hamzah dilansir dari pikiranrakyat.com, Kamis, 14 April 2022.
“Nah dari situ, kalau kesadaran ada, ayo kita mulai. Pertama, kita akan menghadap sukses ini dengan baik, pertarungan Pemilu yang akan datang harus dijadikan momentum bagi bangsa ini untuk bangkit,” tuturnya menambahkan.
Fahri Hamzah pun menekankan bahwa politik uang harus benar-benar disingkirkan dari kontestasi politik di Indonesia.
“Jangan biarkan lagi politik kemarin, uang mendominasi percakapan, ide tidak ada, spanduk di mana-mana, otak kita kosong tapi rakyat disuguhi oleh sumbangan-sumbangan dan politik uang, sembako, dan lain-lainnya,” katanya.
“Sehingga orang itu bertransaksi dengan pemimpinnya dengan cara yang sangat kasar, dengan uang, dengan barang,” ujar Fahri Hamzah menambahkan.
Baca Juga: Contoh Teks Kultum Ramadhan 2022 Singkat Tentang: Al Quran Diturunkan pada Bulan Ramadhan
Kemudian Fahri mengingatkan bahwa jika masyarakat mengizinkan Pemerintah melakukan transaksi dengan cara yang kasar, mereka berarti siap dizalimi secara kasar juga.
“Itu adalah transaksi paling kasar dalam kepemimpinan, dan Kalau Anda kasar bertransaksi dan anda rakyat mengizinkan pemimpin bertransaksi secara kasar nanti rakyat akan dizalimi juga secara kasar,” tutur Fahri Hamzah.
Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk melakukan pemilihan calon pengisi kuris pemerintahan dengan cara yang benar.
“Maka biarkanlah dia jadi agung, perdebatan ide, fikiran, moral, citarasa gagasan, pikiran-pikiran besar, itulah partai politik,” ucap Fahri Hamzah.
Dia kemudian menyoroti bagaimana partai politik pada awal kemunculannya dibuat oleh kaum-kaum intelektual, salah satunya Soekarno.
“Partai politik itu didirikan oleh kaum intelektual, Pak Natsir mendirikan Masyumi, Bung Karno mendirikan PNI, Syahrir mendirikan PSI, ini semua pemikir-pemikir raksasa di Republik ini. Itu yang mendirikan partai politik,” ujar Fahri Hamzah.
Baca Juga: Segera Cair, Segini Besaran THR Lebaran 2022 yang Akan Diterima PNS
Akan tetapi sekarang, partai politik seolah berlomba-lomba untuk ‘berdagang’ dan bertransaksi demi berebut kuris.”Kok sekarang pada ngomong dagang aja semuanya? Transaksi, wani piro, berapa, satu kursi tiketnya berapa? Pilkada menjadi tempat pemungutan uang secara masif oleh partai politik,” kata Fahri Hamzah, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, Jumat, 15 April 2022. (pikiranrakyat.com/ Eka Alisa Putri)



















