BANTENRAYA.COM – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menangis melihat insiden ribuan polisi kepung warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Tangisan Susi Pudjiastuti diungkapkannya dengan emotikon menangis di akun Twitternya di @susipudjiastuti mengomentari cuplikan video ketika warga Wadas ditangkap polisi, Selasa 9 Februari 2022.
Respons dari Susi Pudjiastuti diberikan karena seperti diketahui, Wadas sejak kemarin memanas terkait aksi warga menolak desanya dijadikan lokasi tambang batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener.
Baca Juga: Penularan Covid-19 Mulai Lewat Anak, Gubernur Banten: Hampir Tiap Hari Kena
Susi Pudjiastuti ikut prihatin dengan warga Wadas yang ditangkap oleh aparat kepolisian.
Situasi makin memanas lantaran aparat kepolisian diterjunkan dan melakukan penangakapan terhadap warga pada Selasa 8 Februari 2022.
Kejadian tersebut juga mendapat kecaman keras oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) terhadap aparat keolisian yang menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Purworejo, Jawa Tengah.
KontraS menyatakan, ribuan aparat yang turun dan menyisir Desa Wadas merupakan langkah intimidatif dan eksesif Kepolisian dalam menyikapi penolakan warga terhadap keberadaan pertambangan.
Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti mengatakan, penangkapan terhadap sejumlah warga tanpa alasan yang jelas menunjukan watak aparat yang represif dan sewenang-wenang.
Berdasarkan informasi yang pihaknya himpun, sejak Senin kemarin, aliran listrik yang hanya terfokus di Desa Wadas diputus oleh pihak kepolisian.
Fatia menegaskan, konflik agraria semacam ini seharusnya ditempuh melalui pendekatan atau mekanisme hukum dan sipil yang berlaku.
Sebab, pendekatan keamanan berbasis kekerasan hanya akan menimbulkan rasa traumatik bagi masyarakat.
“Langkah penyerbuan, penangkapan sewenang-wenang, teror dan pengejaran terhadap masyarakat menggambarkan peliknya permasalahan pelanggaran HAM di Desa Wadas,” kata Fatia.
****