BANTENRAYA.COM – Jalan Lingkar Selatan (JLS) setiap tahunnya mengalami kerusakan akibat truk dengan Over Dimension Overloading yang setiap hari melintas.
JLS yang hanya maksimal untuk truk dengan beban 25 ton. Namun, dilintasi truk dengan berat lebih dari 30 ton.
Hal itu, membuat JLS mudah rusak karena ketahanan beton melebihi kapasitas jalan oleh truk
Pemerintah Kota Cilegon kewalahan dalam mengantisipasi truk agar tidak melintas JLS tersebut. Termasuk, anggaran cukup besar untuk melakukan perbaikan.
Kepala Dinas Pekerjaan dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cilegon Tb Dendi Rudiatna menyatakan membarkan jika JLS mudah rusak karena lalu Lalang angkutan truk di atas maksimal beban jalan yakni 25 ton.
BACA JUGA : Antrean Truk di Pelabuhan Merak Mengular Hingga ke Akses Tol
“Ini memang harus jadi atensi. Sebab, batas maksimal yang bisa melintas itu sebenarnya 25 ton. Namun, di JLS lebih dari 30 sampai 35 ton yang melintas,” katanya, Jumat 19 Desember 2025.
Pemerintah, lanjut Dendi, pada akhirnya harus mengeluarkan anggaran perawatan dan perbaikan yang sangat mahal untuk JLS yang mencapai Rp30 miliar hingga Rp35 miliar untuk perbaikan.
“Dari pusat (anggaran-red) pada 2024 lalu itu Rp33 miliar untuk 3,55 kilo JLS. Tahun ini itu Rp35 miliar untuk perbaikan 3,5 kilo JLS,” tegasnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Cilegon Heri Suheri mengaku, butuh adanya timbangan yang mampu mengukur kapasitas truk yang melintas, sehingga jika melebihi kapasitas maksimal jalan maka muatan bisa diturunkan atau diminta putar balik.
“Yah butuh adanya alat untuk menimbang yang di luar kapasitas muatan. Itu tentu harus melalui bantuan juga dari pusat,” ungkapnya.
Untuk bisa melakukan penindakan, jelas Heri, pihaknya selalu melakukan operasi gabungan Bersama instansi lainnya. Termasuk, sekarang pada saat masih maraknya truk tambang.
BACA JUGA : Dishub Lebak Akui Truk ODOL Sebabkan Jalan jadi Cepat Rusak, Lempar Persoalan ke Polisi
“yah ada penertiban gabungan yang dilakukan dengan provinsi juga,” pungkasnya. (***)
















