BANTENRAYA.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon kembali mengubah kebijakan pemberian honor warga seperti Rt, Rw, operator sekolah, pengurus aset daerah, guru madrasah.
Kini kebijakan pemberian honor tersebut melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Cilegon akan diberikan setiap 2 bulan sekali.
Walikota Cilegon Robinsar mengatakan, pihaknya komitmen akan selalu memberikan hak yang sudah seharusnya didapatkan oleh para warga.
“Yang menjadi hak masyarakat termasuk honor ini tetap menjadi prioritas kami,” kata Robinsar kepada Banten Raya, Rabu 5 November 2025.
Namun dirinya mengaku sangat memprioritaskan keutamaan masyarakat Kota Cilegon terutama pada honor daerah.
BACA JUGA : BKN Berikan Jatah 500 Asesmen Gratis Eselon III Untuk Pemkot Cilegon
“Belajar dari tahun kemarin, hal-hal masyarakat terkait honor harus diprioritaskan. Itu komitmen kami,” ungkapnya.
Pihaknya memiliki target khusus untuk Pemkot Cilegon tahun 2025 ini dirinya menargetkan keuangan Pemkot Cilegon tak lagi mengalami hal yang sama seperti akhir tahun 2024 lalu yaitu defisit anggaran.
“Prinsipnya tahun ini target utama kita tidak defisit, supaya tidak seperti tahun lalu,” ujarnya.
Robinsar juga memastikan tahun 2025 ini pihaknya tak akan melewatkan Honda yang menjadi hak masyarakat.
“Saya pastikan akan memprioritaskan apa yang menjadi hak masyarakat tahun 2025 ini tidak akan terlewatkan, tidak akan ada hangus,” tegasnya.
Sementara itu, Kabag Kesra Kota Cilegon Rahmatullah menjelaskan, untuk pembayaran Honda saat ini akan dibayarkan setiap 2 bulan sekali.
BACA JUGA : Wajah Kota Cilegon Sedang Ditata, UMKM Bakal Kehilangan Tempat Berjualan
“Awalnya setiap bulan, sekarang jadi 2 bulan sekali karena pengaruh dari kondisi keuangan ya,” jelasnya.
Ia menyampaikan, untuk pembayaran Honda yang belum terbayarkan 2 bulan kemarin September dan Oktober akan segera diberikan pada pekan depan.
“InsyaAllah yang belum dibayar 2 bulan kemarin itu bakal diberikan minggu depan,” terangnya.
Adapun untuk anggaran yang telah disiapkan oleh Pemkot Cilegon sebesar Rp 5,4 miliar untuk pembayaran Honda kepada 5.189 orang.
“5.189 orang itu gabungan dari guru ngaji, guru madrasah, dan lain-lain,” pungkasnya. (***)













